Perut kembung pada bayi biasanya disebabkan oleh saluran pencernaan anak yang belum dapat berfungsi secara sempurna.
Bayi dengan kembung biasanya mengalami perut yang keras, sering bersendawa, rewel, dan sering buang gas.
Tidak hanya itu. Refluks atau aliran balik asam lambung dan intoleransi laktosa juga dapat membuat bayi mengalami perut kembung.
Susah buang air besar atau sembelit kebanyakan disebabkan pemberian makanan pendamping ASI (MPASI), dehidrasi, atau kondisi medis tertentu.
Moms akan dengan mudah mengenali tanda pencernaan bayi yang sensitif satu ini dari bayi yang tidak BAB setidaknya tiga kali dalam seminggu, sulit mengeluarkan kotoran, dan tekstur fesesnya keras.
Selain itu, sembelit membuat perut bayi terasa keras, nafsu makannya menurun, sakit saat mengejan, dan menangis setiap akan buang air besar.
Moms juga harus tahu, bayi yang terlalu sering BAB juga ternyata menandakan bayi mengalami hipersensitif pada saluran cerna.
Selain sering BAB, bayi juga mengalami kram perut, kembung, mual, hingga adanya darah di tinja. Terkadang, demam juga.
Diare sendiri disebabkan oleh adanya infeksi parasit, bakteri atau virus, alergi obat-obatan, atau makanan minuman tertentu.
Tanda yang terakhir adalah kolik, yang dialami oleh 20 persen bayi berusia dua minggu sampai empat bulan.
Saat terjadi kolik, biasanya bayi akan menangis dalam waktu lama dan seringkali tampak kesakitan.
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR