Nakita.id - Paparan sinar matahari atau sinar surya pada bayi merupakan hal yang penting untuk kesehatan mereka.
Namun, ada kekhawatiran yang umum di kalangan orang tua baru tentang berapa lama bayi seharusnya dijemur agar tidak mengalami penyakit kuning.
Dalam artikel ini, kita akan membahas pentingnya paparan sinar matahari bagi bayi, risiko penyakit kuning, dan panduan tentang berapa lama bayi sebaiknya dijemur.
Paparan sinar matahari pada bayi memiliki manfaat kesehatan yang signifikan, terutama terkait dengan produksi vitamin D.
Vitamin D sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan kesehatan umum.
Bayi memiliki kulit yang lebih tipis dan kurang melanin dibandingkan dengan orang dewasa, sehingga mereka dapat membuat vitamin D lebih efisien dari sinar matahari.
Selain itu, paparan sinar matahari juga dapat membantu mengatur pola tidur bayi dan memberikan efek positif terhadap kesejahteraan mental mereka.
Namun, paparan sinar matahari harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan memperhatikan waktu yang tepat untuk menghindari risiko yang mungkin timbul.
Penyakit kuning atau jaundice adalah kondisi yang umum terjadi pada bayi baru lahir.
Ini disebabkan oleh peningkatan bilirubin dalam darah, suatu zat yang dihasilkan saat sel darah merah dihancurkan.
Karena hati bayi belum sepenuhnya matang untuk menghilangkan bilirubin dari darah, warna kuning muncul pada kulit dan bagian mata.
Baca Juga: Ciri-ciri Bayi Kuning dan Penyebabnya, Ini Penjelasan Menurut Ahli!
Sebagian besar bayi mengalami jaundice pada beberapa hari pertama kehidupan mereka, dan kondisi ini seringkali bersifat sementara.
Namun, ketika tingkat bilirubin sangat tinggi, atau jaundice terjadi pada hari pertama kehidupan bayi, tindakan medis mungkin diperlukan.
Waktu yang tepat untuk menjemur bayi agar mendapatkan manfaat optimal adalah pada pagi hari, sekitar pukul 7-9 pagi.
Sinar matahari pagi memiliki tingkat ultraviolet B (UVB) yang lebih tinggi, yang membantu produksi vitamin D.
Selain itu, intensitas sinar matahari pada pagi hari cenderung lebih rendah, sehingga bayi tidak terlalu terpapar sinar matahari yang terlalu panas.
Namun, durasi paparan sinar matahari harus disesuaikan dengan kondisi dan usia bayi. Berikut adalah panduan umum untuk berapa lama bayi sebaiknya dijemur:
1. Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir sebaiknya dijemur setiap hari selama 10-30 menit, terutama pada pagi hari.
Paparan sinar matahari yang lembut dapat membantu mencegah dan mengurangi risiko jaundice.
2. Bayi Usia 1-6 Bulan
Bayi pada usia ini masih membutuhkan paparan sinar matahari untuk produksi vitamin D.
Dijemur selama 10-30 menit pada pagi hari tetap dianjurkan. Namun, perhatikan suhu dan hindari paparan yang berlebihan.
3. Bayi di Atas 6 Bulan
Setelah bayi berusia di atas 6 bulan, mereka mungkin sudah mendapatkan vitamin D yang cukup dari makanan.
Namun, paparan sinar matahari masih dianjurkan untuk manfaat kesehatan lainnya.
1. Hindari Paparan Sinar Matahari yang Berlebihan
Terlalu banyak paparan sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan kulit dan meningkatkan risiko terbakar matahari pada bayi.
Selalu lindungi bayi dari sinar matahari langsung dan hindari paparan sinar matahari yang terlalu panas.
2. Amati Tanda-tanda Kebutuhan Bayi
Setiap bayi adalah individu yang unik, dan toleransi mereka terhadap sinar matahari dapat bervariasi.
Amati tanda-tanda kenyamanan atau ketidaknyamanan pada bayi selama dijemur dan sesuaikan durasi paparan sesuai kebutuhan mereka.
3. Gunakan Perlindungan
Baca Juga: Ternyata Kulit Bayi Kuning Bukan Karena Tidak Dijemur! Simak Penjelasan Ahli
Jika bayi harus dijemur di bawah sinar matahari langsung, gunakan perlindungan yang tepat seperti topi, pakaian yang melindungi dari sinar UV, dan hindari langsung terkena sinar matahari.
4. Perhatikan Keamanan Suhu
Pastikan bayi tetap nyaman selama dijemur. Jangan biarkan bayi terlalu panas atau terlalu dingin.
Jangan menggunakan tabir surya pada bayi di bawah usia 6 bulan; lebih baik menggunakan penutup atau pakaian yang melindungi dari sinar UV.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR