Nakita.id - Menjaga kesehatan wajib dilakukan dan hal ini bisa dimulai dari dalam keluarga.
Ada berbagai alasan mengapa sangat penting bagi keluarga untuk memperhatikan kesehatan.
Salah satunya, lingkungan keluarga dapat berpengaruh pada kegiatan dan proses belajar atau pendidikan anak.
Jika kesehatan anak terjaga tentunya berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangannya.
Tidak hanya semakin rajin dan bersemangat pergi ke sekolah, namun juga lebih fokus serta terarah dalam belajar.
Perlu diketahui, inilah beberapa penyebab kenapa kesehatan keluarga akan mendorong anak untuk berprestasi.
1. Dukungan Kasih Sayang
Keluarga yang mendukung pendidikan anak, serta memberikan lingkungan belajar yang sehat dan mengembangkan minat anak pastilah menciptakan anak-anak yang berprestasi.
2. Gizi, Olah Raga dan Kesehatan Mental
Fisik dan mental yang baik adalah aspek penting dalam membentuk keluarga yang sehat.
Makanan bergizi, olahraga teratur, dan menjaga kesehatan mental menciptakan dasar yang kuat bagi perkembangan anak.
Baca Juga: Apa itu Massa Atom Relatif dan Massa Molekul Relatif? Materi Bab 4 IPA Kelas X SMA Kurikulum Merdeka
Untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia 2045 tentu tidak hanya dari keluarga, namun juga berbagai pihak termasuk pemerintah.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), dan Kementerian Agama (Kemenag) berkomitmen dalam melakukan integrasi materi kesehatan ke dalam pembelajaran sesuai ruang lingkup masing-masing kementerian.
Komitmen ini ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Kemenkes, Kemendikbud, dan Kemenag sekaligus launching perangkat ajar kesehatan yang dilaksanakan di Balai Sudirman, Jakarta Selatan pada Senin (4/12/2023).
Ini juga menandai sebuah integrasi dan kolaborasi untuk bersatu sehatkan anak bangsa dalam memberikan perubahan positif bagi peningkatan literasi kesehatan masyarakat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sambutannya pada kegiatan tersebut menyampaikan bahwa Kemenkes, Kemendikbud, Kemenag bertanggung jawab atas 280 juta rakyat Indonesia pada 7 tahun ke depan untuk menjadikan negara Indonesia menjadi negara maju.
“Untuk menjadi negara maju, pendapatannya harus Rp 15 juta per bulannya. Nah, gimana caranya bisa sampai ke situ dengan pendapatan Rp 15 juta? Yah, masyarakatnya harus pintar dan sehat karena kalau nggak sehat, stunting, nggak mungkin pintar, dan kalaupun pintar tapi nggak sehat berbaring terus di rumah sakit, yah, nggak ada gunanya juga,” kata Menteri Budi yang dikutip dari situs resmi Kemenkes.
Menteri Budi melanjutkan untuk menjadi sehat, intervensi yang paling penting dilakukan adalah menjaga agar tetap sehat dan bukan mengobati orang sakit.
"Menjaga orang agar sehat itu dua, satu orangnya mesti tahu, mesti ngerti, mesti dididik, gimana caranya hidup sehat, promotif kalau bahasa kerennya, yang kedua dia mesti berperilaku, bertindak, hidup dengan gaya sehat, namanya preventif jangan sampai sakit," kata Menteri Budi.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyambut baik upaya bersama ini. Pihaknya meyakini integrasi materi kesehatan dalam kurikulim pendidikan dalam upaya menciptakan generasi yang lebih baik ke depan.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Ir. Suharti mengatakan potensi gerakan hidup sehat sangat luar biasa dengan dukungan 60 juta siswa dan 3 juta guru yang ada di seluruh indonesia.
"Dengan adanya kegiatan ini kita juga bisa memanfaatkan platform indonesia mengajar. Bekerjasama dengan Kemenkes, bisa bersama sama mengkurasi materi yang disampaikan oleh guru untuk bisa disebarkan ke seluruh indonesia. Dengan platform indonesia mengajar, guru-guru bisa saling belajar" jelas Suharti.
Baca Juga: Membaca Teks Puisi, Materi Bab 5 Bahasa Indonesia Tingkat Lanjut SMA Kelas XI Kurikulum Merdeka
“Kami juga siap melakukan diseminasi, memastikan perangkat ajar kesehatan bisa dikuasai oleh semua guru. Dan anak anak kita bisa sehat untuk menuju indonesia emas 2045” lanjutnya.
Menteri Budi berterima kasih karena diberikan kesempatan memasukkan bahan ajar kesehatan baik dari lingkungan, makanan, maupun dari perilakunya dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Akhir (SMA).
“Kalau semua anak-anak kita sudah mengetahui bagaimana menjaga agar tetap hidup sehat tidak masuk rumah sakit mereka akan jauh lebih produktif, kalau produktif mereka akan mampu mendorong pendapatan perkapita rata-rata 15 juta,” kata Menteri Budi.
Terdapat 22 topik kesehatan perilaku sehat yang diharapkan dilakukan oleh anak usia sekolah dan yang dapat ditularkan kepada seluruh anggota keluarga.
Topik tersebut berfokus pada perilaku terkait gizi, sanitasi, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, imunisasi, aktivitas fisik, pemeriksaan kesehatan, kepatuhan pengobatan, hingga ke siap siagaan bencana.
Pengembangan perangkat ajar kesehatan tersebut bekerja sama dengan praktisi kesehatan dan pendidikan, organisasi profesi IDAI, Perki, PDSKJI, Psikolog anak, Kemendikbudristek, dan Kemenag sejak akhir tahun 2022.
Progres pengembangannya, yakni sebanyak 19 perangkat ajar kesehatan telah diunggah di platform Merdeka Mengajar, 27 perangkat ajar kesehatan dalam proses kurasi, 11 perangkat ajar kesehatan siap diusulkan untuk kurasi, dan 94 perangkat dalam proses pengembangan dan finalisasi.
Perangkat tersebut telah diuji coba pada peserta didik serta uji coba pedoman integrasi perangkat ajar kesehatan dalam Kurikulum Merdeka kepada guru dan tenaga kependidikan dan petugas puskesmas.
Uji coba dilakukan di tujuh provinsi yaitu Banten, Jawa Barat, Yogyakarta, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Selatan.
Rekomendasi Sunscreen untuk Si Kecil: Gently Sunscreen SPF50+ PA++++ dengan Serum Anti-Polusi!
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR