Karenanya, Kiai Dahlan memanggil Kiai Hasyim dengan Adik.
Sebaliknya Kiai Hasyim memanggil dengan Mas (Kakak).
Tidak puas belajar di dalam negeri, Kiai Dahlan melanjutkan menimba ilmu ke Makkah.
Di antara gurunya adalah Syaikh Ahmad Khatib Minangkabawi, Syaikh Nahrawi al Banyumasi, Syaikh Bakri as-Syatha, Syaikh Nawawi alBantani, Syaikh Mahfudz at Tarmasi, dan pernah bertukar pikiran langsung dengan Rasyid Ridha.
Selama belajar di Makkah, Dahlan mempelajari tafsir Al-Manar karya Muhammad Abduh secara tekun dan serius.
Melalui perkenalannya dengan para pembaru, kemudian meresap ke dalam jiwa Dahlan.
Ide tersebut kemudian digabungkan dengan dasar ilmuilmu yang didalaminya di Makkah.
Pada akhirnya, pertautan dari semua komponen tersebut mendorong melakukan melakukan perubahan-perubahan yang berarti dalam kehidupan keagamaan kaum muslim di Indonesia.
Salah satu kesuksesan pembaruannya ditandai dengan berdirinya organisasi masyarakat yang bernama Muhammadiyah di Indonesia pada tanggal 18 November 1912.
Pokok pemikiran KH Ahmad Dahlan antara lain:
1. Tujuan utama pendidikan Islam adalah membentuk manusia yang berbudi luhur, alim dalam agama, memiliki pandangan luas, dan paham tentang masalah ilmu keduniaan.
Baca Juga: Rasyid Ridha Tokoh Islam pada Masa Modern Buku PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR