Nakita.id – Menyusui pada ibu yang hidup dengan HIV (Human Immunodeficiency Virus) seringkali menjadi topik kontroversial dan penuh dengan mitos.
Meskipun HIV dapat ditularkan melalui ASI (Air Susu Ibu), namun dengan penanganan yang tepat, risiko penularan dapat diminimalisir.
Bagaimana caranya?
Yuk, simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Fakta: Dengan pengobatan yang tepat, risiko penularan HIV melalui ASI dapat dikurangi secara signifikan.
Obat antiretroviral yang diresepkan oleh dokter dapat menekan jumlah virus dalam ASI.
Fakta: Panduan WHO (World Health Organization) merekomendasikan bahwa ibu dengan HIV dapat menyusui dengan aman jika menerapkan langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan.
Salah duanya adalah konsumsi obat antiretroviral dan praktik menyusui eksklusif.
Fakta: ASI ibu dengan HIV memiliki nutrisi yang sama baiknya dengan ASI ibu tanpa HIV.
ASI tetap menjadi sumber nutrisi penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Pengobatan antiretroviral pada ibu dengan HIV membantu menekan jumlah virus dalam tubuh, termasuk dalam ASI.
Baca Juga: Jangan Terlalu Panik, Ini Penyebab Keluar Flek pada Ibu Menyusui
Konsultasikan dengan dokter mengenai jenis obat dan dosis yang aman selama menyusui.
WHO merekomendasikan metode "menyusui eksklusif" selama enam bulan pertama.
Bayi harus mendapatkan ASI secara eksklusif tanpa tambahan makanan lain. Hal ini akan membantu mengurangi risiko penularan virus melalui makanan lain.
Bayi dari ibu dengan HIV perlu dipantau secara ketat oleh petugas kesehatan. Pemeriksaan rutin dan tes HIV pada bayi membantu mendeteksi dini apabila terjadi penularan.
Sebelum menyusui, konsultasikan dengan dokter atau petugas kesehatan untuk mendapatkan panduan spesifik berdasarkan kondisi kesehatan dan jenis pengobatan yang dijalani.
Ikuti jadwal pemeriksaan rutin bayi dan ibu yang ditentukan oleh petugas kesehatan. Tes HIV pada bayi sebaiknya dilakukan sesuai anjuran dokter.
Praktik menyusui eksklusif dapat mengurangi risiko penularan. Pastikan bayi hanya mendapatkan ASI tanpa tambahan makanan selama enam bulan pertama.
Ibu dengan HIV perlu memperhatikan nutrisi dan kesehatan pribadi. Asupan nutrisi yang baik dan perawatan diri yang optimal mendukung kesehatan dan kualitas ASI.
Meskipun menyusui pada ibu dengan HIV memerlukan langkah-langkah pencegahan ekstra, dengan pengobatan yang tepat dan pemantauan kesehatan yang baik, risiko penularan dapat diminimalkan.
Penting untuk mendekonstruksi mitos seputar ASI dari ibu dengan HIV dan memberikan informasi yang akurat untuk mendukung keputusan yang sehat bagi ibu dan bayi.
Konsultasikan dengan tenaga kesehatan untuk panduan yang spesifik dan sesuai dengan kondisi masing-masing. Semoga bermanfaat, Moms!
Baca Juga: Tips Menurunkan Berat Badan bagi Ibu Menyusui, Mudah Banget Diikuti
Gift The Superpower of Play Bersama Karakter Terbaru dari Lego Brand, Cataclaws
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR