Ketika dipercayai hancur oleh perselingkuhan, korban sering mengembangkan ketidakpercayaan yang mendalam terhadap hubungan manusia.
Mereka dapat merasa sulit untuk membuka hati mereka lagi dan membangun kepercayaan pada pasangan atau orang lain di sekitar mereka.
Ketidakpercayaan ini dapat berlanjut dalam hubungan mendatang, bahkan setelah upaya rekonsiliasi.
Perselingkuhan sering kali mengakibatkan ketidakmampuan bagi korban untuk melanjutkan hidup.
Mereka mungkin terjebak dalam perasaan kehilangan dan kesedihan, menghambat kemampuan mereka untuk merencanakan dan mencapai tujuan hidup.
Merasa terbelenggu oleh masa lalu dapat menjadi hambatan signifikan dalam proses pemulihan.
Korban perselingkuhan dapat mengalami kesulitan dalam membangun kembali identitas diri mereka yang mungkin hancur akibat pengkhianatan tersebut.
Pertanyaan tentang nilai diri, daya tarik, dan kemampuan untuk mempertahankan hubungan sehat dapat menghantui mereka, mengakibatkan perasaan rendah diri dan kebingungan.
Masalah kesehatan mental yang muncul akibat perselingkuhan sering kali membuat korban cenderung menjauh dari lingkungan sosial mereka.
Rasa malu, rahasia yang dijaga, dan perasaan tidak nyaman dapat menyebabkan isolasi, yang pada gilirannya, mengurangi akses mereka terhadap dukungan sosial yang mungkin sangat dibutuhkan.
Korban perselingkuhan dapat mengalami gelombang emosi yang tidak terduga dan intens.
Baca Juga: Tips Menjaga Rumah Tangga dari Kehadiran Orang Ketiga, Komunikasi Terbuka Saja Tidak Cukup
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR