- Perubahan ekspresi wajah: Anak mungkin tampak lebih murung atau lelah.
- Keluhan fisik: Sakit kepala, sakit perut, atau keluhan fisik lainnya dapat menjadi tanda stres emosional.
- Mendengarkan dengan Empati: Berikan anak kesempatan untuk berbicara tentang perasaan mereka tanpa interupsi. Dengarkan dengan penuh perhatian dan empati.
- Jelaskan dengan Lembut: Jelaskan alasan di balik marah Anda tanpa menyalahkan anak. Pilih kata-kata dengan hati-hati agar anak memahami bahwa Anda peduli dan ingin membantu mereka.
- Ajarkan Strategi Pengelolaan Emosi: Bantu anak mengenali dan mengelola emosi mereka dengan memberikan strategi seperti bernapas dalam, berbicara tentang perasaan, atau mencari aktivitas relaksasi.
- Modelkan Respons yang Sehat: Menunjukkan cara yang positif untuk merespons frustrasi atau kesalahan dapat memberikan contoh yang kuat untuk anak.
- Memberikan Kepastian: Anak merespons positif terhadap lingkungan yang terstruktur dan dapat diandalkan. Berikan jadwal dan batasan yang jelas.
- Pujian dan Penghargaan: Berikan pujian ketika anak menunjukkan perilaku yang diinginkan. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi tekanan.
Jika Diperlukan, Konsultasikan dengan Profesional: Jika tanda-tanda tekanan emosional tetap atau memburuk, pertimbangkan untuk mencari bantuan dari seorang profesional seperti psikolog anak atau konselor.
- Evaluasi Respon: Evaluasi cara Moms merespon perilaku anak. Apakah ada cara yang lebih efektif untuk mengelola ketegangan tanpa menimbulkan stres pada anak?
- Berikan Maaf: Jika perlu, minta maaf kepada anak Anda jika Anda merasa tanggapan Anda terlalu keras atau tidak sesuai.
Baca Juga: Wajib Tahu Cara Mencegah Karies Gigi pada Anak, Mudah Banget Dilakukan
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR