Nakita.id - Apakah Si Kecil akhir-akhir ini takut dengan suara keras?
Biasanya balita akan menutup telinga mereka rapat-rapat sambil menangis atau berteriak ketika mendengar suara keras.
Meski Moms mungkin heran, pada kenyataannya hal ini normal.
Hal ini dikarenakan balita masih dalam proses mengenal dunia di sekitarnya.
Sehingga, balita jadi paham bahwa suara keras pun ternyata ada di dunia ini.
Kemudian, memiliki insting untuk melarikan diri dari sumber suara yang keras tersebut.
Beberapa sumber suara keras diantaranya seperti:
- suara penyedot debu;
- suara balon meletus;
- pesta/acara dengan musik keras;
- suara tepuk tangan yang keras;
Baca Juga: Jangan Khawatir Happy New Parents, Bayi Sering Kaget Bisa Diatasi dengan Ini
- suara mesin truk;
- teriakan orang lain; dan
- suara kembang api.
Melansir NHS, berikut ini beberapa tips yang bisa Moms lakukan sebagai orangtua.
1. Beritahu anak bagaimana sumber suara yang akan dihasilkan dan bagaimana harus bertindak.
2. Jika anak merasa ketakutan hingga stres, segera jauhkan dari sumber suara dan tenangkan.
Terutama, jika berada di acara atau pesta dengan suara yang besar.
3. Beri pemahaman ketika ketakutan anak sudah reda dengan cara mengajaknya bermain.
Sebagai contoh, jika anak takut dengan suara tepuk tangan, Moms bisa ajak anak untuk menepuk tangannya sendiri.
Dimulai dari suara yang kecil dan perlahan-lahan ke suara besar.
Beberapa orangtua mungkin menganggap balita yang takut suara keras adalah hal sepele.
Baca Juga: Berita Kesehatan: 3 Kegiatan Ini Bisa Menghilangkan Pendengaran, Waspada!
Namun, alangkah baiknya jika Moms tidak melakukan hal-hal seperti:
a. Membuat keributan sendiri ketika anak ketakutan akan suara keras.
b. Menghukum anak karena takut dengan suara keras.
c. Memaksa anak untuk mendengar suara yang keras.
d. Menganggap anak yang ketakutan akan suara keras sebagai hal aneh.
Moms harus tahu, balita yang terlalu lama terpapar suara keras dapat menimbulkan risiko-risiko yang tidak diinginkan.
Mulai dari pecahnya gendang telinga sejak dini hingga trauma dengan suara keras ketika beranjak dewasa.
Ini tidak bisa dibiarkan, sehingga Moms perlu perlahan-lahan memberi pemahaman mengenai suara keras kepada anak sampai benar-benar memahami.
Namun jika sudah terlewat serius, segera bawa ke tenaga medis profesional untuk ditangani.
Nah, itu dia Moms tips menyiasati balita yang takut suara keras.
Semoga artikel di atas bermanfaat ya, Moms.
Baca Juga: Anak Takut Nasi, Rambutan, Suara Keras, Mereka Anak Beruntung
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR