Nakita.id - Penyakit kanker masih kerap menjadi momok menakutkan bagi banyak orang.
Kanker dianggap sebagai penyakit berat yang belum ada obatnya, sehingga ketika divonis kanker orang langsung berpikiran negatif.
Penolakan berobat masih sering terjadi karena ketidaktahuan pasien yang menyebabkan sebagian besar kasus datang pada stadium lanjut.
Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa lebih dari 70% pasien kanker didiagnosis pada stadium lanjut.
Senada itu, berdasarkan jurnal yang dirilis oleh Jurnal Kedokteran Indonesia pada tahun 2021, 86% pasien kanker mengalami keterlambatan pengobatan.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin dalam kata sambutannya menyampaikan,“Kanker itu strateginya harus dideteksi dini.
Kalau kanker bisa terdeteksi dini, dengan teknologi yg ada sekarang survivability rate-nya (tingkat keselamatan) tinggi.
Kalau ketahuan terlambat, penderitaannya besar. Jadi, tolong promosi agar masyarakat bisa melakukan deteksi dini kanker. Jangan buat mereka takut.
Perubahan sosial ini yang butuh upaya bersama. Kalau deteksi dini kanker itu dilakukan maka 80% cerita sedih dan kematian akan jauh berkurang. Jadi jangan takut untuk periksa dini.”
Adanya kesenjangan dalam pemahaman dan pengobatan kanker menjadi salah satu tantangan besar dalam melawan penyakit mematikan ini.
Beberapa kesenjangan yang lekat di masyarakat diantaranya, masih banyaknya informasi yang salah mengenai kanker, keterlambatan dalam penanganan kanker, hingga masih adanya penolakan dari pasien maupun keluarga dalam menjalani pengobatan kanker.
Baca Juga: Usia Penderita Kanker Bergeser Menyerang Anak Muda, Ini Tiga Tantangan Utama yang Kerap Ditemukan
Ketua Yayasan Kanker Indonesia, Prof. Dr. dr. Aru Wisaksono, SpPD-KHOM, FINASIM mengungkapkan, “Seseorang yang didiagnosis kanker tentunya merasakan pergolakan emosi yang sangat berat.
Untuk itu, dibutuhkan dukungan dan kebersamaan dari keluarga dan lingkungan sekitar.
Setiap tindakan kecil kita, mulai dari peningkatan pemahaman diri, memberikan dukungan aktif, hingga keterbukaan terhadap perawatan yang inovatif memiliki dampak besar dalam memberikan perawatan terbaik bagi mereka yang sedang berjuang.
Dengan membekali diri dengan informasi yang tepat, diharapkan pasien bisa mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat, sehingga dapat mengurangi dampak dari penyakit.
Apalagi, saat ini pengobatan inovatif untuk kanker juga sudah tersedia di Indonesia.”
Mendukung upaya perluasan edukasi kanker, dan dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia, MSD Indonesia berkolaborasi dengan Yayasan Kanker Indonesia menyelenggarakan pameran karya seni bertajuk “Close the Care Gap” sejak 2-4 Februari 2024 di Indonesia Design District, PIK 2.
Pameran ini menampilkan lebih dari 100 karya seni dari penyintas kanker, mulai dari lukisan, tipografi, foto, dan karya seni lainnya, guna menghadirkan cerita perjalanan para pejuang kanker.
Selain pameran karya seni, terdapat rangkaian seminar dan talkshow edukasi - mulai dari mengenal jenis, cara mendeteksi kanker, dan tes penunjang untuk diagnosa kanker, hingga informasi seputar pengobatan kanker yang salah satunya adalah pengobatan inovatif yang telah tersedia di Indonesia.
Salah satu terapi inovatif kanker adalah imunoterapi, yang menggunakan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk melawan sel-sel kanker.
“MSD Indonesia berkomitmen untuk terus mendorong perluasan edukasi terkait kanker guna menghilangkan kesenjangan informasi di masyarakat.
Baca Juga: Biaya Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Serviks, Simak Moms!
Dengan langkah-langkah inovatif, kami berupaya menjembatani pemahaman masyarakat tentang penyakit dan pengobatan kanker.
Semua ini kami lakukan dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif dalam perjuangan melawan kanker dan meningkatkan kualitas hidup para pasien,” jelas George Stylianou, Managing Director, MSD Indonesia.
Tak berhenti disitu, pada kesempatan yang sama, MSD Indonesia meluncurkan @NgobrolinKanker - pusat edukasi dan informasi terpercaya seputar kanker.
@NgobrolinKanker menjadi wujud nyata dari komitmen MSD Indonesia dalam menghadirkan informasi yang akurat, dalam upaya menghilangkan kesenjangan informasi terkait kanker di masyarakat.
“Kami berharap kehadiran @NgobrolinKanker dapat memudahkan setiap orang mengakses informasi yang akurat tentang kanker.
Karena, kami percaya bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk membuat perubahan, dan bersama-sama dapat membuat kemajuan nyata dalam mengurangi dampak kanker secara luas,” tambah dr. Mellisa H. Wiyono, Country Medical Lead, MSD Indonesia.
Baca Juga: Manfaat Sunat untuk Kesehatan, Bisa Kurangi Risiko Kanker pada Si Kecil
Rayakan Hari Ibu dengan Kenyamanan di Senyaman, Studio Yoga dan Meditasi Khusus Wanita Berdesain Modern serta Estetik
Penulis | : | Nita Febriani |
Editor | : | Nita Febriani |
KOMENTAR