Jika tidak ada modal, banyak menyodori untuk membantunya, dan masih banyak lagi keuntungan yang didapatkan. Belum lagi, di akhirat nanti.
Sebaliknya, orang tidak menepati janji, hidupnya sangat mengenaskan, tidak dipercaya orang.
Boleh jadi, ada orang yang bisa mengelabui semua orang, tetapi si pelaku ini, tidak akan bisa kembali kepada orang-orang yang sudah ditipu, apalagi di zaman sekarang ini, dunia komunikasi begitu mudahnya dapat diakses, hancur sudah karirnya, dan sangat sulit mengembalikan reputasi yang sudah dibangun bertahun-tahun.
Itu sebabnya, jika ditinjau dari sudut pandang Islam, memenuhi janji harus diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Jika tidak! Seseorang itu, sudah terlibat dalam dosa. Sementara dosa sendiri, mengakibatkan suram dan terhalangnya kegiatan yang sudah dirancang.
Artinya susah dan sulit mencapai keberhasilan.
Lalu, kita diingatkan, bahwa salah satu tanda orang munafik adalah tidak amanah akan janji yang sudah diikrarkan.
Adapun janji dibagi menjadi 2, yaitu janji kepada Allah dan janji kepada sesama manusia.
Mungkin terasa ganjil dan ada yang bertanya, kapan saya berjanji kepada Allah Swt.
Jawabannya, ternyata sudah dijelaskan di dalam Al-Qur’an, bahwa semua manusia tak terkecuali pernah melakukan penjanjian kepada Allah Swt.
(di alam ruh/rahim) dan bentuk janjinya adalah nanti jika sudah di dunia akan mengimani Allah sebagai Rabb-Nya dan berjanji menjadi hamba-Nya yang taat. Sebagaimana firmannya dalam surat al a'raf Ayat 172:
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR