Kedua macam aib ini, dapat disematkan kepada manusia, meski yang banyak dibicarakan adalah aib yang masuk kelompok kedua.
Kedua aib inilah yang ingin disembunyikan dan ditutupi, jangan sampai tersiar ke khalayak ramai, karena menimbulkan malu, bahkan bisa menyebabkan minder.
Aib bukan saja membawa madharat (bahaya) kepada yang bersangkutan, tetapi juga pihak lain, termasuk masyarakat luas.
Kisah Nabi Musa a.s. dengan umatnya dapat dijadikan ibrah (pelajaran).
Secara umum, kisahnya sebagai berikut: Terjadi kemarau panjang, lalu Sang Nabi mengajak umatnya untuk Shalat Istisqa’. Anehnya setelah dilakukan, ternyata hujan tidak turun-turun.
Akhirnya Shalat Istisqa’ dilakukan berkalikali, namun tidak kunjung turun hujan juga.
Lalu Nabi Musa a.s mengadu kepada Allah Swt. kenapa tidak turun hujan?
Dijawab oleh Allah Swt., hal itu disebabkan ada di antara umatmu yang suka berbuat dosa dan maksiat.
Syarat hujan akan turun, jika peserta itu, harus keluar.
Nabi Musa a.s menyampaikan pidato di depan umatnya tentang hal itu.
Namun, jamaah yang merasa dialah orangnya, malu jika keluar dari jamaah.
Baca Juga: Rangkuman Materi PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka Pengertian Janji hingga Balasan Janji
Takut dipermalukan banyak orang, disebabkan aib yang dimiliki.
Akhirnya orang tersebut, tidak mau keluar, tetapi bertaubat dengan sungguh-sungguh kepada Allah Swt. lalu diterima tobatnya, lalu tidak lama kemudian turunlah hujan.
Baca Juga: Lengkap! Kunci Jawaban Halaman 27-80 PAI Kelas XI Kurikulum Merdeka
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR