Beberapa obat antihipertensi seperti ACE inhibitors dan angiotensin II receptor blockers (ARBs) tidak dianjurkan untuk digunakan selama kehamilan karena dapat menyebabkan kerusakan pada organ penting pada janin seperti ginjal dan paru-paru.
Penggunaan obat-obatan ini dapat menyebabkan hipoplasia paru, oligohidramnion (jumlah cairan ketuban yang rendah), dan kelainan lain pada janin.
Obat-obatan sitotoksik yang digunakan dalam pengobatan kanker, seperti methotrexate dan isotretinoin, sangat berpotensi menyebabkan kerusakan pada janin jika digunakan selama kehamilan.
Penggunaan obat-obatan ini dapat menyebabkan keguguran, kelainan bawaan, dan gangguan perkembangan janin.
Penggunaan obat-obatan pengurang kadar gula darah seperti metformin dan glibenclamide pada wanita hamil dengan diabetes gestasional atau diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko hipoglikemia neonatal (kadar gula darah rendah pada bayi yang baru lahir) dan berbagai komplikasi lainnya.
Obat-obatan antitrombotik seperti warfarin dan heparin yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah dapat menyebabkan risiko peningkatan perdarahan pada janin jika digunakan selama kehamilan.
Penggunaan warfarin pada trimester pertama kehamilan dapat menyebabkan cacat lahir pada janin.
Pemahaman tentang jenis-jenis obat yang dapat membahayakan janin selama kehamilan sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayi.
Penting bagi ibu hamil untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum menggunakan obat-obatan, bahkan yang dijual bebas, untuk memastikan keselamatan dan kesehatan janin yang dikandungnya.
Dokter atau bidan dapat memberikan informasi yang tepat tentang risiko penggunaan obat-obatan tertentu selama kehamilan serta membantu menemukan alternatif yang aman jika diperlukan.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: 6 Kebiasaan Ibu Hamil Ini Ternyata Bisa Membahayakan Janin, Lebih Baik Stop dari Sekarang
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR