Berbicaralah kepada mereka tentang pentingnya kesabaran, kemandirian, dan solidaritas dengan mereka yang kurang beruntung.
Selain itu, biasakan anak dengan kebiasaan berpuasa seperti sahur, berdoa, dan membaca Al-Qur’an agar mereka lebih memahami proses dan rutinitas puasa.
Sebagai langkah awal, Moms dapat memulai dengan mengajak anak untuk berpuasa parsial atau singkat selama beberapa jam dalam sehari.
Ini akan membantu anak untuk terbiasa dengan sensasi lapar dan haus yang dialami selama puasa, tanpa harus memulai dengan puasa penuh secara langsung.
Setelah mereka merasa nyaman dengan puasa parsial, Moms dapat mempertimbangkan untuk memperpanjang durasi puasanya secara bertahap.
Selama proses belajar puasa, berikan dukungan dan dorongan kepada anak untuk membantu mereka melewati tantangan yang mungkin mereka hadapi.
Jangan memaksa atau menekan mereka untuk berpuasa penuh jika mereka belum siap, tetapi berikan dorongan positif dan pujian atas usaha dan kemajuan mereka.
Memilih usia yang tepat untuk anak memulai puasa penuh adalah keputusan yang penting dan pribadi bagi setiap keluarga Muslim.
Dengan memperhatikan kematangan fisik dan mental anak, kesehatan mereka, mengajarkan nilai-nilai agama, memulai dengan puasa parsial, dan memberikan dukungan yang cukup, Moms dapat membantu anak mempersiapkan diri dengan baik untuk menjalani ibadah puasa penuh dengan kesadaran dan kesiapan yang tepat.
Ingatlah bahwa kesabaran dan pengertian adalah kunci dalam mendampingi anak dalam proses ini, dan selalu prioritaskan kesejahteraan dan kebahagiaan mereka di atas segalanya.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Baca Juga: Berat Badan Turun Setelah Puasa, Ternyata Ini yang Jadi Penyebabnya
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR