Peningkatan tekanan pada saraf olfaktori yang terjadi karena pembengkakan atau ketidaknyamanan fisik lainnya selama kehamilan juga dapat menyebabkan anosmia.
Meskipun anosmia pada ibu hamil seringkali bersifat sementara dan akan membaik setelah kehamilan berakhir, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk membantu mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan:
Jika anosmia disebabkan oleh pilek atau alergi, perawatan simtomatik seperti penggunaan obat tetes hidung saline atau antihistamin yang aman untuk ibu hamil dapat membantu meredakan gejalanya.
Hindari paparan terhadap pemicu alergi atau iritan seperti asap rokok, polusi udara, atau bahan kimia berbau tajam yang dapat memperburuk gejala anosmia.
Minumlah banyak cairan untuk menjaga hidrasi tubuh.
Cairan yang cukup dapat membantu menjaga kelembaban di saluran hidung dan mempercepat pemulihan dari pilek atau alergi yang mungkin menjadi penyebab anosmia.
Makan makanan yang kaya akan vitamin dan antioksidan seperti buah-buahan dan sayuran dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mempercepat pemulihan dari kondisi medis yang mungkin mempengaruhi indera penciuman.
Memberikan tubuh istirahat yang cukup sangat penting untuk mempercepat proses pemulihan dari kondisi kesehatan apa pun yang mungkin menyebabkan anosmia.
Beberapa wanita menemukan bahwa menggunakan minyak esensial atau aromaterapi dengan aroma yang menyegarkan seperti peppermint atau eucalyptus dapat membantu merangsang indera penciuman dan meningkatkan kemampuan untuk mencium bau.
Jika anosmia berlanjut atau menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan, konsultasikan dengan dokter atau bidan untuk evaluasi lebih lanjut dan saran tentang langkah-langkah yang mungkin diperlukan.
Selain langkah-langkah di atas, ada beberapa perhatian khusus yang perlu diperhatikan oleh ibu hamil saat mengatasi anosmia:
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR