Nakita.id - Stunting, yang merupakan kondisi gagal pertumbuhan linier pada anak akibat kekurangan gizi kronis dan paparan infeksi berulang pada periode pertumbuhan awal, telah menjadi isu kesehatan global yang serius.
Selain menyebabkan masalah kesehatan fisik dan perkembangan, stunting juga dapat berdampak pada pertumbuhan reproduksi anak di masa dewasa.
Mengutip dari Baby Center, berikut ini akan menggali pengaruh stunting pada pertumbuhan reproduksi anak dan dampaknya dalam jangka panjang:
1. Gangguan Pematangan Reproduksi
Stunting dapat memengaruhi sistem reproduksi pada anak-anak dengan mengganggu pematangan organ reproduksi, seperti ovarium pada anak perempuan dan testis pada anak laki-laki. Hal ini dapat berdampak pada kemampuan reproduksi mereka di masa dewasa.
2. Gangguan Fungsi Hormonal
Kekurangan gizi yang terjadi pada periode pertumbuhan awal dapat memengaruhi produksi hormon-hormon reproduksi seperti estrogen, progesteron, dan testosteron. Gangguan fungsi hormonal ini dapat berdampak pada siklus menstruasi, ovulasi, dan kualitas sperma di masa dewasa.
3. Risiko Komplikasi Kehamilan
Anak perempuan yang mengalami stunting cenderung memiliki risiko lebih tinggi mengalami komplikasi selama kehamilan, seperti preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, dan persalinan prematur. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan bayi.
4. Peningkatan Risiko Infertilitas
Stunting dapat meningkatkan risiko infertilitas pada masa dewasa, baik pada pria maupun wanita. Gangguan pada pematangan organ reproduksi dan fungsi hormonal dapat menyebabkan masalah kesuburan yang berkelanjutan.
Baca Juga: Adakah Susu Khusus yang Harus Dikonsumsi Anak Stunting untuk Tumbuh Kembangnya?
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR