Nakita.id - Ibu sering sedih setelah punya bayi menjadi salah satu masalah yang kerap dialami oleh perempuan pasca melahirkan.
Ibu sering mengalami periode kesedihan setelah melahirkan yang dikenal sebagai baby blues atau baby blues syndrome.
Ini adalah pengalaman yang umum dan normal karena perubahan hormonal dan fisik yang terjadi setelah persalinan.
Namun, ada juga kondisi yang lebih serius yang dikenal sebagai depresi postpartum.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah penjelasan mengenai ibu sedih setelah punya bayi dan kapan harus mencari bantuan.
Melahirkan bayi adalah momen yang sangat dinanti-nantikan oleh setiap ibu.
Namun, setelah kelahiran, tidak semua ibu mengalami kebahagiaan yang diharapkan.
Banyak ibu mengalami perasaan sedih, cemas, atau bahkan putus asa setelah melahirkan.
Ini adalah reaksi yang umum dan normal yang dikenal sebagai baby blues.
Baby blues biasanya dimulai dalam beberapa hari pertama setelah melahirkan dan dapat berlangsung selama beberapa minggu.
Baby blues disebabkan oleh perubahan hormon yang drastis setelah melahirkan.
Baca Juga: Apa Manfaat Memakai Korset Postpartum Setelah Melahirkan? Ini Jelasnya
Selain itu, kurangnya tidur, stres merawat bayi yang baru lahir, dan perubahan dalam dinamika keluarga juga dapat berkontribusi pada perasaan sedih ini.
Gejala baby blues bisa termasuk perasaan murung, mudah tersinggung, menangis tanpa alasan yang jelas, kesulitan tidur, dan perubahan nafsu makan.
Sebagian besar ibu merasa lega setelah beberapa minggu karena perasaan sedihnya mulai membaik secara alami.
Namun, bagi beberapa ibu, gejala kesedihan yang dialami bisa menjadi lebih parah dan berlangsung lebih lama, yang dapat menandakan adanya depresi postpartum.
Depresi postpartum adalah kondisi medis yang serius yang mempengaruhi ibu setelah melahirkan.
Ini bukanlah sesuatu yang dapat diatasi dengan sendirinya, dan seringkali membutuhkan intervensi profesional.
Depresi postpartum dapat dimulai kapan saja dalam tahun pertama setelah melahirkan dan dapat mempengaruhi perempuan dari semua latar belakang, tanpa memandang usia, status sosial, atau keadaan kehidupan.
Gejala depresi postpartum mirip dengan gejala depresi pada umumnya, tetapi dapat diperparah oleh stres, kelelahan, dan perubahan hormon yang terjadi setelah melahirkan.
Gejala tersebut dapat mencakup perasaan sedih atau kosong yang konstan, kehilangan minat atau kegembiraan dalam aktivitas yang biasanya dinikmati, perubahan nafsu makan atau berat badan, kesulitan tidur atau tidur terlalu banyak, kegelisahan yang berlebihan, merasa tidak berdaya atau bersalah, kesulitan berkonsentrasi, dan bahkan pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.
Ketika seorang ibu mengalami gejala depresi postpartum, sangat penting untuk segera mencari bantuan medis.
Depresi postpartum bukanlah sesuatu yang bisa diatasi sendiri, dan penundaan dalam pengobatan dapat memperburuk kondisi dan mempengaruhi kesejahteraan ibu dan bayi.
Baca Juga: Amankah Berhubungan Selama Masa Nifas? Begini Penjelasannya Moms
Ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa seorang ibu mungkin membutuhkan bantuan profesional untuk mengatasi depresi postpartum:
1. Gejala yang Persisten
Jika gejala kesedihan, kecemasan, atau apatis tidak membaik dalam beberapa minggu setelah melahirkan dan malah semakin memburuk atau bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama, ini bisa menjadi tanda depresi postpartum.
2. Kesulitan Menjalani Peran Ibu
Jika seorang ibu merasa kesulitan dalam merawat atau terhubung dengan bayinya, atau merasa bahwa peran ibu menjadi beban yang berat baginya, ini bisa menjadi tanda depresi postpartum.
3. Pemikiran yang Menakutkan atau Obsesif
Jika seorang ibu mengalami pemikiran yang menakutkan atau obsesif tentang menyakiti dirinya sendiri atau bayinya, atau mengalami halusinasi atau delusi, ini adalah tanda darurat yang memerlukan bantuan segera.
4. Perubahan Ekstrem dalam Perilaku
Jika seorang ibu mulai menarik diri dari keluarga dan teman-teman, atau mulai menghindari interaksi sosial, ini bisa menjadi tanda bahwa dia membutuhkan bantuan untuk mengatasi depresi postpartum.
Kesedihan setelah melahirkan adalah pengalaman yang umum dan normal, tetapi bagi beberapa ibu, gejala sedih tersebut bisa menjadi lebih serius dan berkelanjutan hingga menjadi depresi postpartum yang membutuhkan perhatian medis dan dukungan profesional.
Penting bagi ibu yang mengalami gejala depresi postpartum untuk tidak merasa malu atau bersalah dan segera mencari bantuan.
Dengan pengobatan yang tepat dan dukungan yang memadai, banyak ibu dapat pulih sepenuhnya dari depresi postpartum dan menikmati peran mereka sebagai ibu dengan lebih baik.
L'Oreal Bersama Perdoski dan Universitas Indonesia Berikan Pendanaan Penelitian dan Inovasi 'Hair & Skin Research Grant 2024'
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR