"Kalau misalnya anak belum tidur, harus dicari tahu dulu alasannya apa. Apa mungkin tadi siang tidurnya terlalu lama?
Tanyakan juga mau berapa lama lagi bermain sampai dia mau tidur. Kalau anak minta 30 menit lagi tapi Moms merasa terlalu lama, coba ajak nego lagi," kata Alfa menambahkan.
Psikolog parenting anak dan remaja ini menekankan, cara seperti ini pada dasarnya tidak melanggar nilai-nilai sosial.
Bahkan, ia juga menyarankan untuk tidak terlalu memaksakan diri berpaku pada jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya.
"Jadi, pola asuh otoritatif ini bisa disesuaikan kembali sesuai keinginan anak itu sendiri. Tapi tetap, kita sebagai orangtua harus membatasinya," katanya.
Dengan penerapan pola asuh seperti ini, anak cenderung tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan merasa aman di lingkungan yang ditempatinya.
Bahkan ketika ada masalah, anak jadi paham bagaimana cara menyelesaikannya dengan tenang dan tidak panik.
Meski hadir sebagai solusi, pola asuh otoritatif kerap menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orangtua di zaman sekarang.
"Konsisten antar pasangan lah yang jadi tantangannya di sini (pola asuh otoritatif), jadi kolaborasi berperan sangat penting. Terutama untuk mereka yang bekerja dan anaknya harus dititipkan ke kakek/nenek, nanny, dan lain-lain," tegas Alfa.
"Akan tetapi kembali lagi, bagaimana kita bisa mengenali anak kita sendiri dan cara masuknya harus seperti apa," lanjutnya menyarankan.
Baca Juga: Dampak Buruk Apabila Anak Tidak Diberikan Pendidikan Karakter dan Kepribadian Sejak Dini
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR