Nakita.id - Pola asuh pada dasarnya dapat membentuk kepribadian, kesejahteraan emosional, dan perkembangan anak itu sendiri.
Di Indonesia, umumnya ada tiga jenis pola asuh yang diterapkan yakni permisif, otoriter, serta otoritatif.
Pola asuh otoritatif hadir sebagai solusi dimana orangtua tetap memberikan perintah kepada anak, tapi di satu sisi juga berperan mendengarkan anak.
Bahkan, jenis pola asuh ini dipercaya dapat mendorong stimulasi tumbuh kembang anak.
Dalam rangka memperingati ulang tahun ke-25, Nakita mengadakan rangkaian kegiatan dengan tema besar "Membangun Potensi dan Karakter Lewat Pola Asuh Otoritatif Demi Ciptakan Keluarga Sehat Anak Berprestasi".
Sabtu sore (6/4/2024), bertepatan dengan hari ulang tahun Nakita, diadakan kegiatan Instagram Live bersama psikolog Alfa Mardhika, M.Psi dengan mengusung pembahasan "Kenali Minat dan Bakat Anak Agar Pola Asuh Tepat".
Acara ini berkolaborasi dengan Insight Psikologi sebagai konsultan psikologi yang menyediakan layanan konsultasi mulai dari anak, remaja, dewasa hingga lansia serta layanan lainnya seperti tes potensi diri, minat bakat, screening tumbuh kembang, dan layanan terapi tumbuh kembang.
Menurut Alfa, pola asuh otoritatif ini sudah bisa diterapkan dari anak tersebut lahir, dan sudah bisa diajak berkomunikasi.
Misalnya, ketika mengenalkan makanan baru kepada anak.
"Kalau misalnya ada makanan yang mungkin tidak dia suka, jangan langsung marah-marah. Coba cari alternatif makanan yang lain," ujar Alfa.
Contoh lainnya adalah, ketika jam tidur tepat di pukul sembilan malam.
"Kalau misalnya anak belum tidur, harus dicari tahu dulu alasannya apa. Apa mungkin tadi siang tidurnya terlalu lama?
Tanyakan juga mau berapa lama lagi bermain sampai dia mau tidur. Kalau anak minta 30 menit lagi tapi Moms merasa terlalu lama, coba ajak nego lagi," kata Alfa menambahkan.
Psikolog parenting anak dan remaja ini menekankan, cara seperti ini pada dasarnya tidak melanggar nilai-nilai sosial.
Bahkan, ia juga menyarankan untuk tidak terlalu memaksakan diri berpaku pada jadwal yang sudah ditetapkan sebelumnya.
"Jadi, pola asuh otoritatif ini bisa disesuaikan kembali sesuai keinginan anak itu sendiri. Tapi tetap, kita sebagai orangtua harus membatasinya," katanya.
Dengan penerapan pola asuh seperti ini, anak cenderung tumbuh menjadi pribadi yang lebih percaya diri dan merasa aman di lingkungan yang ditempatinya.
Bahkan ketika ada masalah, anak jadi paham bagaimana cara menyelesaikannya dengan tenang dan tidak panik.
Meski hadir sebagai solusi, pola asuh otoritatif kerap menjadi tantangan tersendiri bagi banyak orangtua di zaman sekarang.
"Konsisten antar pasangan lah yang jadi tantangannya di sini (pola asuh otoritatif), jadi kolaborasi berperan sangat penting. Terutama untuk mereka yang bekerja dan anaknya harus dititipkan ke kakek/nenek, nanny, dan lain-lain," tegas Alfa.
"Akan tetapi kembali lagi, bagaimana kita bisa mengenali anak kita sendiri dan cara masuknya harus seperti apa," lanjutnya menyarankan.
Baca Juga: Dampak Buruk Apabila Anak Tidak Diberikan Pendidikan Karakter dan Kepribadian Sejak Dini
Menurutnya, ini jauh lebih penting dalam menentukan pola asuh yang tepat untuk anak.
Demi menciptakan keluarga sehat anak berprestasi, Alfa memberikan beberapa saran yang bisa ditiru orangtua yang ingin menerapkan pola asuh otoritatif. Diantaranya:
Pertama, orangtua harus menyadari bahwa masing-masing sudah cukup sehat mental untuk mengasuh anak.
"Kadang-kadang, mungkin ada luka pengasuhan di masa lalu yang harus kita selesaikan dulu. Jadi, boleh minta tolong ke profesional untuk diatasi," kata Alfa.
Alfa juga mengingatkan, orangtua tidak perlu menjadi orangtua yang sempurna dan harus selalu belajar agar menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Prinsip utamanya adalah, pasangan harus kompak berkomunikasi supaya lebih siap untuk mengasuh anak dengan sehat mental.
"Terus konsisten dan terus berikan ruang komunikasi untuk anak," tambahnya.
Terakhir, lanjut Alfa, apabila anak sudah benar-benar dirasa sulit untuk dimasuki oleh orangtuanya, segera minta bantuan profesional.
"Moms dan Dads bisa ajak anak bareng-bareng ke psikolog untuk dicari tahu permasalahannya apa dan solusinya apa. Bahkan, ada juga terapi yang dapat membantu memenuhi kebutuhan anak tersebut," tutupnya.
Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan HUT Nakita ke-25 dapat dibaca di media sosial Nakita.id.
Semoga Nakita bisa terus menjadi inspirasi bagi Moms dan Dads dalam menjalankan peran sebagai orangtua hebat.
Baca Juga: Ingin Kepribadian dan Karakter Anak Terbentuk dengan Baik? Coba Terapkan Pola Asuh Ini
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR