Mitos ini menyatakan bahwa jika perut ibu hamil terlihat tinggi dan miring ke depan, maka janin yang dikandung adalah laki-laki. Sebaliknya, jika perut terlihat bulat dan rendah, maka bayi yang dikandung adalah perempuan.
Namun, tidak ada bukti ilmiah yang mendukung klaim ini. Bentuk perut lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor sebelumnya yang telah disebutkan.
Mitos lain menyatakan bahwa jika perut ibu hamil terlihat bulat dan penuh, maka bayi yang dikandung adalah laki-laki.
Sementara itu, jika perut terlihat lebih tumpul atau rata, maka bayi yang dikandung adalah perempuan. Namun, hal ini juga tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.
Penentuan jenis kelamin janin sebenarnya ditentukan oleh kromosom yang dibawa oleh sperma yang membuahi sel telur.
Sperma yang membawa kromosom Y akan menghasilkan bayi laki-laki (XY), sementara sperma yang membawa kromosom X akan menghasilkan bayi perempuan (XX). Proses ini sepenuhnya acak dan tidak dapat dipengaruhi oleh bentuk perut atau mitos-mitos seputar kehamilan.
Dengan demikian, mitos yang mengaitkan bentuk perut ibu hamil dengan jenis kelamin janin sebenarnya tidak memiliki dasar ilmiah yang kuat.
Bentuk perut lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti usia kehamilan, jumlah janin, postur tubuh, dan genetik.
Penentuan jenis kelamin janin sendiri ditentukan oleh kromosom yang dibawa oleh sperma yang membuahi sel telur.
Jadi, sementara mitos-mitos ini bisa menjadi cerita menarik, sebaiknya tidak dijadikan patokan yang pasti untuk mengetahui jenis kelamin janin selama kehamilan.
Tetaplah mengikuti perkembangan kehamilan dengan pemeriksaan yang teratur bersama tenaga medis yang kompeten untuk mendapatkan informasi yang akurat. (*)
Baca Juga: Mengatasi Masalah Ibu Hamil Masuk Angin, Ini Tips dan Perawatan yang Aman
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR