Nakita.id - Kehamilan adalah fase penting dalam hidup seorang wanita, dan menjaga kesehatan selama masa ini sangatlah krusial. Salah satu masalah yang mungkin dihadapi oleh sebagian ibu hamil adalah kekurangan air ketuban.
Kondisi ini dapat memiliki dampak serius terhadap kesehatan ibu dan bayi yang dikandungnya. Ketahui penyebab, gejala, dan pengelolaan kekurangan air ketuban selama kehamilan.
Air ketuban adalah cairan yang melindungi dan menyokong janin selama dalam kandungan. Kekurangan air ketuban terjadi ketika jumlah cairan ini berkurang secara signifikan.
Penyebabnya dapat bermacam-macam, mulai dari komplikasi medis hingga masalah plasenta. Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dengan serius.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kekurangan air ketuban antara lain:
1. Preeklamsia atau Eklamsia: Kondisi medis yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan adanya protein dalam urine.
2. Gangguan Plasenta: Plasenta yang tidak berfungsi dengan baik dapat menghambat aliran darah dan nutrisi ke janin.
3. Ruptur Prematur Membran: Pecahnya selaput ketuban sebelum masa persalinan dapat menyebabkan kebocoran cairan ketuban.
4. Kehamilan Multipel: Kehamilan dengan bayi kembar atau lebih dapat meningkatkan risiko kekurangan air ketuban.
Tanda dan gejala kekurangan air ketuban dapat bervariasi, tetapi beberapa yang perlu diwaspadai antara lain:
1. Pergerakan Janin yang Berkurang: Perhatikan perubahan dalam pola dan intensitas gerakan janin.
Baca Juga: Mitos Ibu Hamil Menjahit Bikin Khawatir, Ternyata Justru Bermanfaat!
Penulis | : | Poetri Hanzani |
Editor | : | Poetri Hanzani |
KOMENTAR