Ditambah, iklim Indonesia yang tropis dan sejajar dengan garis khatulistiwa.
Bahkan, memiliki curah hujan yang tinggi yakni 1.000 hingga 4.000 per tahunnya.
Bencana alam yang sering terjadi di Indonesia ini membuat perempuan dan anak menjadi kelompok yang paling rentan mengalami kematian, pernikahan usia dini, hingga kekerasan seksual.
Ini akan merusak akses terhadap keluarga berencana, persalinan yang aman, dan beberapa layanan mendesak lainnya.
Apalagi, ibu dan anak sangat bergantung sekali pada ketenagakerjaan bidan.
Untuk itulah, UNFPA turut serta dalam membantu menyiapkan bidan di tengah terjadinya bencana alam di suatu wilayah dengan mengadakan program pelatihan.
"Sejak tsunami Aceh (tahun 2004), kami belajar banyak bahwa peran bidan itu penting sekali sebagai garda terdepan," ungkap Elisabeth Adelina Sidabutar saat diwawancarai eksklusif oleh Nakita, Kamis (2/5/2024).
"Melalui berbagai proses, di tahun 2015, kami sudah bikin kurikulum bahan ajar untuk bidan saat bencana terjadi," katanya melanjutnya.
Mulai dari 1x24 jam harus melakukan apa, 2x24 jam harus apa, sampai di tiga bulan pertama.
Perempuan yang juga akrab disapa Ibet ini menyampaikan, para bidan ini sudah dilatih sejak tahun 2015 silam dan sudah dilakukan diseminasi ke beberapa tenaga bidan senior.
Baca Juga: Ciptakan Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Simpan Daftar Kontak Bidan Persalinan 24 Jam di Tangerang
Toys Kingdom dan MilkLife Wujudkan Senyum Anak Negeri untuk Anak-anak di Desa Mbuit
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR