Hal ini diceritakan langsung oleh Bidan Imelda Yandeday, saat dihubungi Nakita, Minggu (5/5/2024).
"Untuk kondisi di tempat saya bertugas itu di daerah lembah, dan yang mungkin menjadi kendala bagi kami dalam aktivitas sehari-hari itu adalah letak geografis karena jangkauan dari beberapa kampung ataupun distrik untuk menjangkau ke fasilitas kesehatan itu masih sangat jauh," cerita Bidan Imelda.
Tak hanya dari letak geografisnya, Bidan Imelda yang juga merupakan anggota PD IBI Papua Barat Cabang Tambrauw ini juga menyebut bahwa kendala lainnya juga terletak pada masyarakatnya yang masih mempercayai tabu.
"Mereka masih memanggil tenaga non medis dalam penanganan pertolongan persalinan.
Bahkan, ada beberapa anggapan-anggapan dari masyarakat yang sebenarnya tidak dibernarkan secara medis," lanjutnya menyampaikan.
Bidan Imelda menyebut, untuk perawatan kesehatan ibu dan bayi di Kabupaten Tambrauw semuanya dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP).
Apalagi, jika ada masyarakat yang tidak datang ke puskesmas atau posyandu, biasanya para bidan di sana akan melakukan metode 'jemput bola'.
"Kami biasanya harus mencari sampai ke rumah. Bahkan, sampai ke kebun atau ke sungai kalau tidak ada," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya lagi, puskesmas juga melakukan pusling (puskesmas keliling) agar tetap bisa melayani masyarakat yang tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan terdekat.
Simak 5 Destinasi Sejuk di Indonesia serta Rekomendasi Gaya agar Tetap Nyaman dan Hangat dari Uniqlo
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR