Akibat aktivitas kendaraan bermotor meningkat maka emisi gas buang hasil reaksi pembakaran juga meningkat sehingga menyebabkan pencemaran udara terutama di perkotaan yang mencapai angka 70%.
Gas-gas buang hasil reaksi pembakaran mengandung gas nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), karbon monoksida (CO), metana (CH4), dan pencemar partikulat berupa hidrokarbon dan logam timbal.
Bagaimana reaksi pembakaran yang terjadi dalam mesin kendaraan bermotor?
Kalian tahu bahwa bahan bakar kendaraan bermotor, baik bensin maupun solar, berasal dari minyak bumi yang mengandung atom karbon (C) dan hidrogen (H), yaitu senyawa hidrokarbon (CxHy).
Senyawa hidrokarbon yang dimaksud adalah heptana (C7H16) dan isooktana (C8H18).
Ayo ingat kembali apakah syarat agar reaksi pembakaran terjadi? Tentu adanya udara menyebabkan pembakaran berlangsung, bukan?
Udara sebagian besar mengandung gas nitrogen (N2) dan oksigen (O2).
Dengan bantuan gas oksigen dalam udara dan kondisi dalam mesin kendaraan bermotor yang suhu dan tekanannya tinggi maka hidrokarbon CxHy diubah menjadi gas-gas karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O).
Namun, sering kali terjadi kurangnya gas oksigen dalam mesin kendaraan sehingga menyebabkan reaksi kimia yang tidak sempurna menghasilkan gas beracun, yaitu gas CO dan partikulat hidrokarbon (HC). Cermati persamaan reaksi kimia berikut.
2C8H18(l) + 7O2 (g) -> 17H2 (g) + 14CO(g) + 2HC(g)
Lalu, bagaimana dengan gas N2? Sifat gas nitrogen adalah inert, yaitu tidak mudah bereaksi dengan zat lainnya.
Baca Juga: Apa itu Anomali Efek Rumah Kaca? Materi Bab 7 IPA Kelas X SMA Kurikulum Merdeka Edisi Revisi
Penulis | : | Ratnaningtyas Winahyu |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR