Nakita.id - Bagaimana cara menghilangkan kebiasaan anak yang sering teriak saat tantrum? Ini penjelasannya!
Tantrum merupakan hal yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia prasekolah.
Tantrum adalah cara anak bereaksi terhadap frustrasi, ketidakmampuan untuk mengungkapkan diri, atau keinginan yang tidak terpenuhi.
Salah satu perilaku yang sering terjadi selama tantrum adalah teriak.
Teriakan anak selama tantrum dapat menjadi tantangan bagi orang tua, namun dengan pemahaman yang tepat dan pendekatan yang baik, orang tua dapat membantu anak mengatasi kebiasaan teriak saat tantrum.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara-cara yang efektif untuk menghilangkan kebiasaan anak yang sering teriak saat tantrum.
1. Pahami Penyebab Tantrum
Langkah pertama dalam mengatasi kebiasaan teriak saat tantrum adalah memahami penyebab tantrum itu sendiri.
Tantrum bisa dipicu oleh berbagai hal, seperti kelelahan, lapar, frustrasi, atau keinginan yang tidak terpenuhi.
Ketika anak merasa tidak mampu mengungkapkan diri atau tidak mendapatkan apa yang diinginkannya, tantrum bisa terjadi.
Dengan memahami penyebab tantrum, orang tua dapat lebih sabar dan terampil dalam menangani situasi tersebut.
2. Tetap Tenang dan Terkontrol
Ketika anak sedang tantrum dan teriak, penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan terkontrol.
Menjadi tenang dan terkontrol akan membantu menenangkan anak dan mencegah situasi semakin memanas.
Jika orang tua juga ikut marah atau stres, hal ini dapat memperburuk tantrum dan membuat anak semakin sulit untuk diatasi.
Oleh karena itu, kendalikan emosi Moms sendiri dan berusaha untuk tetap sabar dalam menghadapi tantrum anak.
3. Berikan Perhatian dan Empati
Saat anak sedang tantrum, berikan perhatian dan empati kepada mereka.
Dengarkan apa yang membuat mereka frustrasi atau marah, dan tunjukkan bahwa Moms peduli dengan perasaan mereka. Misalnya, kalian bisa mengatakan, "Aku tahu kamu merasa kesal karena tidak bisa mendapat mainan yang kamu inginkan."
Dengan memberikan perhatian dan empati, Moms membantu anak merasa didengar dan dipahami, yang dapat membantu menenangkan mereka.
4. Ajarkan Anak Cara Mengungkapkan Emosi dengan Benar
Banyak anak yang teriak saat tantrum karena mereka tidak tahu cara mengungkapkan emosi mereka dengan benar.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengajarkan anak cara mengungkapkan emosi dengan kata-kata atau tindakan yang positif.
Misalnya, ajarkan anak untuk mengatakan "Aku merasa kesal" atau "Aku butuh bantuan" saat mereka merasa frustrasi atau marah.
Dengan mengajarkan anak cara mengungkapkan emosi dengan benar, Moms membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial yang penting untuk kehidupan sehari-hari.
5. Berikan Pilihan yang Terbatas
Saat anak sedang tantrum karena mereka tidak mendapatkan apa yang diinginkan, cobalah untuk memberikan mereka pilihan yang terbatas.
Misalnya, jika mereka marah karena tidak bisa memilih mainan yang mereka inginkan, Moms bisa memberi mereka pilihan antara dua atau tiga mainan yang kalian rasa cocok untuk mereka.
Dengan memberikan pilihan yang terbatas, Moms memberi mereka rasa kontrol dan memungkinkan mereka untuk merasa lebih baik tentang situasi tersebut.
6. Terapkan Konsekuensi yang Konsisten
Konsistensi dalam memberikan konsekuensi adalah kunci dalam mengatasi tantrum anak.
Tentukan aturan dan batasan yang jelas, dan pastikan untuk memberikan konsekuensi yang konsisten ketika anak melanggar aturan tersebut.
Misalnya, jika anak terus-menerus teriak saat tantrum, Moms bisa memberikan konsekuensi dengan memberi mereka waktu untuk tenang di sudut waktu.
Baca Juga: 5 Bahaya Jika Anak Balita Sering Tantrum, Tolong Jangan Abaikan!
Dengan menerapkan konsekuensi yang konsisten, Moms membantu anak memahami bahwa perilaku tantrum tidak diterima dan memperkuat aturan dan batasan yang telah ditetapkan.
7. Berikan Penguatan Positif
Terakhir, tetapi tidak kalah pentingnya, adalah memberikan penguatan positif kepada anak saat mereka berhasil mengatasi tantrum tanpa teriak.
Berikan pujian dan penghargaan kepada mereka atas usaha mereka dalam mengendalikan emosi dan mengungkapkan diri dengan cara yang baik.
Misalnya, Moms bisa mengatakan, "Aku bangga padamu karena kamu bisa tenang dan berbicara dengan baik ketika merasa marah."
Dengan memberikan penguatan positif, Moms memperkuat perilaku yang diinginkan dan membantu anak memahami bahwa mereka dapat mengatasi tantrum tanpa teriak.
Mengatasi kebiasaan anak yang sering teriak saat tantrum bisa menjadi tantangan bagi orang tua, namun dengan pemahaman yang tepat dan pendekatan yang baik, hal ini bisa diatasi.
Dengan memahami penyebab tantrum, tetap tenang dan terkontrol, memberikan perhatian dan empati, mengajarkan anak cara mengungkapkan emosi dengan benar, memberikan pilihan yang terbatas, menerapkan konsekuensi yang konsisten, dan memberikan penguatan positif, orang tua dapat membantu anak mengatasi kebiasaan teriak saat tantrum dan mengembangkan keterampilan sosial yang penting untuk kehidupan sehari-hari.
Dengan kesabaran dan konsistensi, orang tua dapat membantu anak menghadapi tantangan emosional dan tumbuh menjadi individu yang lebih baik.
Sebagian artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan
Baca Juga: Jika Orang Tua Salah Menangani Anak Tantrum, Ini Dampak pada Anak
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR