Masalah pribadi yang dimiliki oleh salah satu orang tua, seperti masalah hubungan atau stres pekerjaan, juga dapat berdampak pada perilaku pilih kasih.
Orang tua mungkin secara tidak sadar menyalurkan frustrasi atau kekhawatiran mereka ke dalam pola perilaku yang tidak adil terhadap anak-anak mereka.
Anak-anak yang menjadi korban pilih kasih seringkali merasa tidak adil dan cemburu terhadap saudara-saudara mereka yang mendapatkan perlakuan lebih dari orang tua.
Rasa cemburu ini bisa merusak hubungan antar saudara dan menciptakan ketegangan di dalam keluarga.
Anak-anak yang seringkali mendapatkan perlakuan tidak adil atau merasa tidak dihargai oleh orang tua mereka cenderung mengalami rendahnya harga diri.
Mereka mungkin merasa bahwa mereka tidak sebanding dengan saudara-saudara mereka atau bahwa mereka tidak berharga dalam pandangan orang tua.
Pilih kasih dapat mengakibatkan perilaku negatif pada anak-anak, termasuk kemarahan, kebingungan, atau bahkan agresi.
Anak-anak yang merasa tidak dihargai atau tidak adil seringkali mengekspresikan emosi mereka melalui perilaku yang tidak sehat atau merugikan diri sendiri atau orang lain.
Pilih kasih dapat merusak hubungan antara anggota keluarga dan menciptakan ketegangan yang berkepanjangan.
Anak-anak yang merasa tidak adil atau tidak dicintai oleh orang tua mereka mungkin menarik diri dari interaksi keluarga atau bahkan menciptakan jarak emosional dengan orang tua mereka.
Orang tua perlu secara aktif merefleksikan perilaku mereka terhadap anak-anak dan mengidentifikasi apakah ada kecenderungan pilih kasih dalam keluarga mereka.
Baca Juga: Pilih Kasih? Peneliti Buktikan 75% Orangtua Punya 'Anak Kesayangan'
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR