Nakita.id - Emosi adalah bagian alami dari kehidupan manusia, tetapi tidak jarang emosi negatif seperti marah dapat mempengaruhi kesehatan fisik.
Salah satu kondisi yang sering dihubungkan dengan emosi negatif adalah peningkatan asam lambung, yang dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan seperti gastritis dan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana kemarahan dapat memicu peningkatan asam lambung dan apa yang dapat dilakukan untuk mengatasinya.
1. Respons Stres Fisiologis
Saat seseorang marah, tubuh mereka merespons dengan meningkatkan produksi hormon stres, seperti adrenalin dan kortisol. Hormon-hormon ini menyebabkan sejumlah perubahan fisik, termasuk peningkatan denyut jantung, tekanan darah, dan produksi asam lambung. Peningkatan asam lambung ini dapat menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan esofagus, memicu gejala seperti rasa panas di dada (heartburn), nyeri ulu hati, dan regurgitasi asam.
2. Perubahan Pola Makan
Marah sering kali membuat seseorang mengubah pola makan mereka, seperti makan lebih cepat, melewatkan makan, atau memilih makanan yang kurang sehat dan lebih sulit dicerna. Pola makan yang tidak teratur atau tidak sehat ini dapat memperparah produksi asam lambung dan memperburuk gejala asam lambung.
3. Perilaku Makan yang Buruk
Ketika marah, beberapa orang cenderung makan lebih banyak atau memilih makanan berlemak dan pedas yang diketahui dapat merangsang produksi asam lambung. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan pedas dapat memperlambat pencernaan, meningkatkan risiko refluks asam dan gastritis.
Gejala yang muncul akibat peningkatan asam lambung sering kali meliputi:
- Rasa panas di dada (heartburn)
Baca Juga: Asam Lambung Bisa Sembuh Hanya dengan Tidur Cukup, Ini Tipsnya
- Nyeri ulu hati
- Mual atau muntah
- Kembung
- Bersendawa
- Rasa pahit atau asam di mulut
1. Manajemen Stres
Mengelola stres dan emosi negatif sangat penting untuk mengurangi dampak kemarahan pada kesehatan pencernaan. Teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, dan latihan pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
2. Pola Makan Sehat
Mengadopsi pola makan yang sehat dan teratur dapat membantu mengurangi produksi asam lambung. Hindari makanan berlemak, pedas, dan asam. Pilih makanan yang mudah dicerna seperti sayuran, buah-buahan, dan protein tanpa lemak.
3. Hindari Makan Berlebihan
Makan dalam porsi kecil namun sering dapat membantu menjaga kestabilan produksi asam lambung dan mencegah refluks.
4. Aktivitas Fisik
Olahraga ringan seperti berjalan kaki dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan pencernaan. Hindari berolahraga berat segera setelah makan.
5. Pengobatan Medis
Jika gejala asam lambung berlanjut atau semakin parah, konsultasikan dengan dokter. Obat-obatan seperti antasida, H2 receptor blockers, dan proton pump inhibitors (PPIs) dapat diresepkan untuk mengontrol produksi asam lambung.
Dengan memahami hubungan antara emosi dan kesehatan fisik, serta menerapkan strategi manajemen stres dan pola makan yang sehat, kita dapat mengurangi risiko dan dampak negatif dari asam lambung yang dipicu oleh kemarahan.
Baca Juga: Bahaya Obat Asam Lambung untuk Ibu Hamil dan Menyusui
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR