Orang tua perlu rutin memantau tinggi dan berat badan anak. Membawa anak ke Posyandu atau klinik anak secara berkala membantu mendeteksi dini masalah tumbuh kembang sehingga bisa segera diintervensi jika ada tanda-tanda stunting.
5. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Lingkungan yang bersih sangat penting untuk mencegah infeksi yang bisa mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Penyakit seperti diare seringkali disebabkan oleh lingkungan yang tidak higienis, dan penyakit ini berkontribusi pada terjadinya stunting.
6. Intervensi Gizi Pada Remaja Putri
Kemenkes juga menekankan pentingnya pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk remaja putri guna mencegah anemia yang bisa mempengaruhi kehamilan di masa depan.
Program seperti "Aksi Bergizi" di sekolah-sekolah bertujuan untuk memastikan remaja putri mendapatkan cukup zat besi melalui TTD mingguan.
7. Pemberian Protein Hewani
Pada anak usia 6-24 bulan, pemberian makanan tambahan yang kaya protein hewani sangat dianjurkan.
Sumber protein seperti telur, ikan, ayam, dan daging, meskipun sederhana, sangat efektif untuk mendukung pertumbuhan anak.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, diharapkan angka stunting di Indonesia dapat terus menurun, sehingga generasi mendatang dapat tumbuh dengan optimal dan sehat.
Baca Juga: Mengapa Stunting Terjadi pada Anak dari Ibu yang Kurang Pendidikan?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR