Nakita.id - Pernahkah Moms mendengar sindrom anak emas?
Hal ini biasanya terjadi ketika orang tua terlihat lebih menyayangi kakak atau adik.
Hal itu disebut sindrom anak emas dan ternyata ada berbagai dampak buruk dampak sikap pilih kasih itu pada anak yang lebih diprioritaskan dibandingkan anak lainnya.
Disadur dari Best Life, Jumat (17/5/2024), sikap pilih kasih yang dilakukan secara ekstrem dapat memunculkan sindrom anak emas atau Golden Child Syndrome.
Para ahli terapi mengatakan, sindrom itu bisa sangat memengaruhi hubungan anak, saudara kandung, dan hubungan orangtua dan anak.
“Dinamika ini bisa memiliki beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan,” ujar ahli terapi kesehatan mental dan trauma perinatal, Becca Reed.
Ia melanjutkan, anak emas sering menginternalisasi keyakinan bahwa kasih sayang dan penerimaan bergantung pada kemampuan mereka untuk memenuhi harapan.
Menurut Reed, ini dapat menghasilkan kecemasan yang ditandai dengan perfeksionisme, tekanan kuat untuk mencapai prestasi yang berlebihan, dan kebutuhan yang berlebihan akan validasi.
“Di masa dewasa, pola-pola ini dapat memengaruhi kesehatan mental, hubungan, dan identitas diri mereka,” sambung dia.
Seorang psikoterapis berlisensi bernama Rachel Goldberg menambahkan, sindrom anak emas bukanlah diagnosis yang diakui oleh Diagnostic Statistical Manual (DSM).
Adapun, DSM adalah standar yang digunakan para pekerja di bidang kesehatan mental untuk mendiagnosis masalah kesehatan mental seseorang.
Baca Juga: Usia Berapa Anak Harus Pisah Kamar dengan Orangtua? Ini Pertimbangan untuk Moms
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR