Jahe dapat merangsang produksi asam lambung, yang bisa memperburuk gejala bagi orang dengan penyakit lambung seperti gastritis atau ulkus peptikum.
Konsumsi jahe bisa menyebabkan iritasi pada lapisan lambung dan memperparah kondisi ini.
Meskipun jahe juga dikenal dapat meredakan mual, bagi penderita ulkus atau gastritis, konsumsi jahe harus dikonsultasikan dengan dokter.
Jahe dapat mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah.
Pada dosis tinggi, jahe bisa menyebabkan aritmia atau gangguan irama jantung.
Orang dengan penyakit jantung, terutama mereka yang sudah mengonsumsi obat untuk mengatur detak jantung atau tekanan darah, harus berhati-hati dengan konsumsi jahe.
Jahe juga dapat memperkuat efek obat antihipertensi, yang bisa menyebabkan tekanan darah turun terlalu rendah (hipotensi).
Konsumsi jahe selama kehamilan masih menjadi topik yang kontroversial.
Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa jahe bisa membantu mengurangi mual dan muntah selama kehamilan, ada kekhawatiran bahwa konsumsi jahe dalam jumlah besar bisa memicu kontraksi rahim dan meningkatkan risiko keguguran atau persalinan prematur.
Oleh karena itu, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsi jahe, terutama dalam jumlah besar.
Jahe bisa merangsang produksi empedu, yang bisa memperburuk kondisi pada orang dengan batu empedu.
Baca Juga: Cara Tepat Membuat Air Jahe uang Benar dan Nikmat Serta Berkhasiat
Penulis | : | Kirana Riyantika |
Editor | : | Kirana Riyantika |
KOMENTAR