Nakita.id - Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
Stunting sendiri ditandai dengan panjang atau tinggi badannya di bawah standar yang ditetapkan oleh WHO maupun Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Menurut Kemenkes, anak balita dengan stunting nilai z-scorenya kurang dari -2.00 SD/standar deviasi atau bahkan kurang dari -3.00 SD.
Inilah yang menjadi arahan Presiden RI Joko Widodo terhadap percepatan penurunan stunting di Indonesia.
Beliau menekankan untuk prevalensi stunting di Indonesia harus turun menjadi 14 persen.
Penyebabnya sendiri beragam, Moms dan Dads.
Salah satunya adalah pola asuh yang salah akibat kurangnya pengetahuan dan edukasi bagi ibu hamil maupun ibu menyusui.
Sehingga, anak kurang mendapatkan asupan gizi dan nutrisi yang baik.
Terutama, anak di usia 1.000 hari pertama kehidupannya yang dimulai dari dalam kandungan sampai dengan usia dua tahun.
Dalam jangka pendek, stunting berdampak terhadap pertumbuhan fisik dan kognitif anak, dimana tingginya di bawah rata-rata anak seusianya dan kecerdasannya menurun.
Sedangkan untuk jangka panjang, stunting akan membuat anak menjadi rentan terserang penyakit, sehingga menurunkan kualitas SDM.
Baca Juga: Bagaimana Caranya Agar Anak Stunting Memiliki Pertumbuhan Optimal?
Dalam rangka menurunkan stunting, Moms dan Dads perlu tahu apa saja pola asuh yang tepat untuk mencegah stunting.
Hal ini sudah tertuang dalam Strategi Nasional Percepatan Penurunan Stunting.
Melansir dari laman resmi Direktorat Jenderal Perbendaharaan - Kementerian Keuangan RI, berikut upaya-upaya yang dapat dilakukan:
a. Memerhatikan asupan gizi dan nutrisi bagi ibu hamil dan ibu menyusui, juga pola makannya yang beragam dan seimbang
b. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin bagi ibu hamil, bayi, dan balita
c. Mengatasi permasalahan anak yang susah makan dengan cara memberikan variasi makanan kepada anak
d. Menjaga sanitasi lingkungan tempat tinggal yang baik bagi keluarga
e. Memberikan edukasi dan penyuluhan bagi ibu hamil dan menyusui terkait stunting, pola asuh yang baik untuk mencegah stunting, serta mendorong para ibu untuk senantiasa mencari informasi terkait asupan gizi dan nutrisi yang baik bagi tumbuh kembang anak
f. Melakukan vaksinasi lengkap semenjak bayi lahir sesuai dengan anjuran dan himbauan IDAI
Sementara itu, jika anak sudah terindikasi mengalami stunting, berikut ini beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengobatinya.
a. Melakukan terapi awal seperti memberikan asupan makanan yang bernutrisi dan bergizi
b. Memberikan suplemen tambahan berupa vitamin A, zinc, zat besi, kalsium, dan yodium
c. Memberikan edukasi dan pemahaman kepada keluarga untuk menerapkan pola hidup bersih dengan menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat tinggal
Sesuai dengan amanat Presiden Republik Indonesia mengenai percepatan penurunan stunting demi mewujudkan Indonesia Emas 2045, Kementerian Keuangan telah menyiapkan anggaran untuk menangani stunting.
Anggaran ini terdiri atas:
- anggaran untuk Kementerian/Lembaga di pemerintah pusat;
- Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik; dan
- Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik.
Dengan anggaran yang tersedia untuk menangani stunting tersebut diharapkan kasus stunting di Indonesia menurun hingga target 14 persen di tahun 2024.
Semoga informasi di atas bermanfaat.
Yuk, kita sama-sama cegah stunting sejak masa kehamilan!
Supaya, anak-anak kita bisa terlahir jadi generasi penerus bangsa. (*)
Baca Juga: Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Ini 10 Kesalahan Saat MPASI yang Bisa Sebabkan Si Kecil Stunting
Penulis | : | Shannon Leonette |
Editor | : | Ratnaningtyas Winahyu |
KOMENTAR