Nakita.id - Stres adalah respons tubuh terhadap situasi yang dianggap mengancam atau menantang.
Meski sedikit stres bisa bermanfaat untuk meningkatkan fokus dan energi, stres kronis atau berkepanjangan dapat berdampak negatif pada kesehatan, termasuk sistem imunitas tubuh.
Stres memicu respons "fight or flight" dalam tubuh, yang melibatkan pelepasan hormon seperti adrenalin dan kortisol.
Dalam jangka pendek, hormon-hormon ini membantu tubuh menghadapi situasi stres dengan meningkatkan kewaspadaan dan energi.
Namun, ketika stres berlangsung lama, kadar kortisol yang terus-menerus tinggi dapat mengganggu fungsi sistem imunitas.
Kortisol: Kortisol adalah hormon stres utama yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal.
Pada tingkat normal, kortisol membantu mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk metabolisme dan respons imunitas.
Namun, kadar kortisol yang tinggi secara terus-menerus dapat menekan sistem imunitas, mengurangi produksi sel T (limfosit) dan antibodi, yang penting untuk melawan infeksi.
Stres kronis dapat memengaruhi berbagai aspek dari sistem imunitas:
- Penurunan Produksi Sel Imun: Stres dapat mengurangi produksi sel-sel imun, seperti sel T, sel B, dan sel natural killer (NK), yang semuanya penting dalam melawan patogen dan sel kanker.
- Peradangan: Stres kronis dapat meningkatkan peradangan dalam tubuh.
Baca Juga: Manfaat Pijat Oksitosin untuk Ibu Menyusui, Salah Satunya Atasi Stres
Meskipun peradangan adalah respons normal terhadap cedera atau infeksi, peradangan kronis dapat merusak jaringan tubuh dan berkontribusi pada berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan diabetes.
- Fungsi Sel Imun yang Terganggu: Sel imun yang ada mungkin menjadi kurang efektif dalam melakukan tugasnya, seperti mengenali dan menghancurkan patogen atau sel abnormal.
Sistem imunitas yang lemah akibat stres kronis dapat meningkatkan kerentanan terhadap berbagai penyakit:
- Infeksi: Orang yang mengalami stres kronis lebih rentan terhadap infeksi, seperti flu, pilek, dan infeksi saluran pernapasan.
- Penyakit Autoimun: Stres dapat memicu atau memperburuk penyakit autoimun, di mana sistem imunitas menyerang jaringan tubuh sendiri, seperti lupus dan rheumatoid arthritis.
- Penyembuhan Luka: Stres dapat memperlambat proses penyembuhan luka, karena fungsi sel-sel yang bertanggung jawab untuk perbaikan jaringan terganggu.
Stres juga mempengaruhi perilaku dan kondisi psikologis yang pada gilirannya mempengaruhi sistem imunitas:
- Tidur: Stres sering menyebabkan masalah tidur, seperti insomnia.
Kurang tidur dapat melemahkan sistem imunitas dan meningkatkan risiko penyakit.
- Gizi: Stres dapat mengubah pola makan, menyebabkan konsumsi makanan tidak sehat yang rendah nutrisi penting untuk imunitas.
- Aktivitas Fisik: Stres dapat menurunkan motivasi untuk berolahraga, yang penting untuk menjaga sistem imunitas yang kuat.
Baca Juga: Cara Mengecilkan Perut Buncit Tanpa Olahraga dengan Ampuh dan Aman
- Kesehatan Mental: Kondisi mental seperti depresi dan kecemasan, yang sering dipicu oleh stres kronis, juga berhubungan dengan sistem imunitas yang lemah.
Mengelola stres adalah kunci untuk menjaga sistem imunitas yang kuat.
Beberapa strategi yang dapat membantu termasuk:
- Olahraga Teratur: Aktivitas fisik membantu mengurangi tingkat stres dan meningkatkan fungsi imunitas.
- Tidur yang Cukup: Pastikan mendapatkan tidur yang berkualitas dan cukup setiap malam.
- Nutrisi Seimbang: Konsumsi makanan yang kaya nutrisi, seperti buah-buahan, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian.
- Teknik Relaksasi: Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau pernapasan dalam untuk mengurangi stres.
- Sosialisasi: Hubungan sosial yang kuat dan dukungan dari teman serta keluarga dapat membantu mengurangi stres.
- Manajemen Waktu: Mengatur waktu dengan baik untuk menghindari kelebihan beban kerja dan mengurangi tekanan.
Stres kronis memiliki dampak signifikan pada sistem imunitas tubuh, melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
Memahami hubungan antara stres dan imunitas sangat penting untuk mengambil langkah-langkah proaktif dalam mengelola stres dan menjaga kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Dampak Ibu Hamil Stres pada Janin, Jangan Dianggap Sepele Moms!
Social Bella 2024, Dorong Inovasi dan Transformasi Strategis Industri Kecantikan Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR