Sering berganti pasangan seksual tanpa penggunaan kondom yang konsisten dapat meningkatkan risiko tertular HIV.
Individu dengan perilaku seksual ini sebaiknya melakukan tes HIV secara rutin.
5. Penerima Transfusi Darah atau Produk Darah
Meski transfusi darah di banyak negara sudah sangat aman, ada risiko kecil penularan HIV melalui darah yang terinfeksi.
Orang yang pernah menerima transfusi darah atau produk darah, terutama sebelum tahun 1990-an ketika skrining darah belum seketat sekarang, sebaiknya menjalani tes HIV.
6. Orang yang Akan atau Sudah Menikah
Mengetahui status HIV sebelum menikah adalah langkah penting untuk:
Kesehatan Pasangan: Mencegah penularan HIV antara pasangan.
Kesehatan Keluarga: Menjamin kesehatan anak-anak yang mungkin lahir dalam pernikahan tersebut.
7. Pekerja Kesehatan
Pekerja kesehatan, seperti dokter, perawat, dan teknisi laboratorium, yang berpotensi terkena paparan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi HIV dalam pekerjaan mereka, sebaiknya melakukan tes HIV secara rutin sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan.
Baca Juga: Biaya Tes Mantoux untuk Deteksi Penyakit TBC, Layanan Ada di Puskesmas
8. Orang yang Mengalami Gejala HIV
Gejala HIV pada tahap awal bisa mirip dengan flu, termasuk demam, sakit tenggorokan, dan ruam.
Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini dan berisiko tertular HIV, mereka sebaiknya segera melakukan tes.
9. Populasi di Wilayah dengan Tingkat Prevalensi HIV Tinggi
Orang yang tinggal di daerah dengan tingkat prevalensi HIV yang tinggi lebih berisiko tertular virus. Tes rutin di wilayah-wilayah ini penting untuk deteksi dini dan pencegahan penyebaran lebih lanjut.
10. Pasangan yang Ingin Hamil
Pasangan yang merencanakan kehamilan harus mengetahui status HIV mereka untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan memastikan kehamilan yang sehat.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR