Nakita.id - Berapa biaya tes HIV AIDS di Puskesmas? Ini yang perlu kalian tahu.
Tes HIV/AIDS adalah langkah penting dalam mendeteksi dan mengelola virus HIV sejak dini.
Deteksi dini dapat membantu individu mendapatkan perawatan yang tepat waktu, mengurangi risiko penularan, dan meningkatkan kualitas hidup.
Salah satu tempat yang menyediakan layanan tes HIV/AIDS adalah Puskesmas.
Lantas, berapa biaya periksa tes HIV di Puskesmas?
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah biaya periksa tes HIV/AIDS di Puskesmas yang perlu kalian tahu.
Kabar baiknya, tes HIV/AIDS bisa dilakukan secara gratis atau tidak dipungut biaya.
Petugas akan mengambil sample kemudian mengetesnya dengan alat.
Barulah setidaknya 2 kali pemeriksaan, seseorang dapat dipastikan terifensi HIV atau tidak.
Untuk durasi, pemeriksaan HIV/AIDS hanya memakan waktu maksimal 30 menit.
Ada beberapa kategori orang yang dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS ini.
Baca Juga: Biaya Menurunkan Daya Listrik Lengkap dengan Cara Pengajuan Online
1. Individu dengan Risiko Tinggi
Orang-orang yang termasuk dalam kategori ini memiliki risiko lebih tinggi tertular HIV karena perilaku atau kondisi tertentu. Mereka meliputi:
- Pengguna narkoba suntik
- Pekerja seks komersial
- Homoseksual
- Pasangan yang terinfeksi HIV
2. Individu dengan Riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS)
PMS, seperti sifilis, gonore, dan klamidia, dapat meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV. Orang dengan riwayat PMS sebaiknya melakukan tes HIV karena adanya kemungkinan koinfeksi.
3. Ibu Hamil
Tes HIV untuk ibu hamil sangat penting karena bisa mencegah menularkan virus ke bayi dan perawatan kesehatan lebih baik.
4. Orang yang Sering Berganti Pasangan Seksual
Baca Juga: Biaya Tes Mantoux untuk Tahu Sakit TBC atau Tidak, di Indonesia Ada?
Sering berganti pasangan seksual tanpa penggunaan kondom yang konsisten dapat meningkatkan risiko tertular HIV.
Individu dengan perilaku seksual ini sebaiknya melakukan tes HIV secara rutin.
5. Penerima Transfusi Darah atau Produk Darah
Meski transfusi darah di banyak negara sudah sangat aman, ada risiko kecil penularan HIV melalui darah yang terinfeksi.
Orang yang pernah menerima transfusi darah atau produk darah, terutama sebelum tahun 1990-an ketika skrining darah belum seketat sekarang, sebaiknya menjalani tes HIV.
6. Orang yang Akan atau Sudah Menikah
Mengetahui status HIV sebelum menikah adalah langkah penting untuk:
Kesehatan Pasangan: Mencegah penularan HIV antara pasangan.
Kesehatan Keluarga: Menjamin kesehatan anak-anak yang mungkin lahir dalam pernikahan tersebut.
7. Pekerja Kesehatan
Pekerja kesehatan, seperti dokter, perawat, dan teknisi laboratorium, yang berpotensi terkena paparan darah atau cairan tubuh yang terinfeksi HIV dalam pekerjaan mereka, sebaiknya melakukan tes HIV secara rutin sebagai bagian dari pemeriksaan kesehatan.
Baca Juga: Biaya Tes Mantoux untuk Deteksi Penyakit TBC, Layanan Ada di Puskesmas
8. Orang yang Mengalami Gejala HIV
Gejala HIV pada tahap awal bisa mirip dengan flu, termasuk demam, sakit tenggorokan, dan ruam.
Jika seseorang mengalami gejala-gejala ini dan berisiko tertular HIV, mereka sebaiknya segera melakukan tes.
9. Populasi di Wilayah dengan Tingkat Prevalensi HIV Tinggi
Orang yang tinggal di daerah dengan tingkat prevalensi HIV yang tinggi lebih berisiko tertular virus. Tes rutin di wilayah-wilayah ini penting untuk deteksi dini dan pencegahan penyebaran lebih lanjut.
10. Pasangan yang Ingin Hamil
Pasangan yang merencanakan kehamilan harus mengetahui status HIV mereka untuk mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat dan memastikan kehamilan yang sehat.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR