Pemberdayaan Ekonomi: Mendorong program-program yang meningkatkan keterampilan dan pendapatan keluarga, seperti pelatihan keterampilan dan pemberian modal usaha.
Pemantauan dan evaluasi berkala sangat penting untuk menilai efektivitas program dan intervensi yang dilakukan. Ini melibatkan:
Pemeriksaan Rutin: Melakukan pengukuran rutin terhadap pertumbuhan anak di posyandu atau fasilitas kesehatan.
Analisis Data: Mengumpulkan dan menganalisis data tentang status gizi anak untuk menilai perkembangan dan mengidentifikasi daerah yang memerlukan intervensi lebih lanjut.
Penanganan stunting memerlukan kerjasama antara berbagai sektor, termasuk kesehatan, pendidikan, pertanian, dan lingkungan.
Langkah-langkah yang dapat diambil meliputi:
Kebijakan Terpadu: Mengembangkan kebijakan nasional dan daerah yang terintegrasi untuk menangani stunting.
Kolaborasi Antar Sektor: Meningkatkan kerjasama antara pemerintah, lembaga non-pemerintah, dan sektor swasta untuk mendukung program-program penanganan stunting.
Penanganan stunting harus dimulai dari pendidikan dan peningkatan kesadaran tentang pentingnya gizi dan kesehatan, pemberian nutrisi yang tepat, serta perbaikan kondisi kesehatan ibu dan anak.
Selain itu, akses terhadap air bersih dan sanitasi, peningkatan ekonomi keluarga, serta kerjasama multi-sektor adalah langkah-langkah kunci dalam mengatasi stunting.
Dengan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi, diharapkan prevalensi stunting dapat dikurangi secara signifikan, sehingga anak-anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Baca Juga: Berantas Stunting di Indonesia, Ini Kolaborasi yang Dilakukan Beberapa Kementerian
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR