Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kekurangan Gizi: Anak-anak dari kehamilan berdekatan lebih rentan terhadap kekurangan gizi, karena persaingan untuk mendapatkan nutrisi antara janin dan bayi yang lebih tua.
- Kelahiran Prematur: Jarak kehamilan yang pendek meningkatkan risiko kelahiran prematur, yang dapat mengganggu perkembangan fisik anak dan berkontribusi pada stunting.
- Penurunan Kualitas ASI: Ibu yang hamil lagi terlalu cepat mungkin mengalami penurunan kualitas dan kuantitas ASI, yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Perencanaan kehamilan yang baik sangat penting untuk mengurangi risiko stunting. Beberapa langkah yang dapat diambil meliputi:
1. Konsultasi dengan Tenaga Kesehatan: Ibu yang berencana hamil sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan untuk memastikan bahwa tubuhnya siap secara fisik dan nutrisi.
2. Penggunaan Kontrasepsi: Menggunakan metode kontrasepsi yang efektif dapat membantu mengatur jarak kehamilan dan memastikan bahwa setiap kehamilan direncanakan dengan baik.
3. Peningkatan Gizi: Setelah melahirkan, penting bagi ibu untuk memulihkan cadangan gizinya dengan mengonsumsi makanan bergizi dan mungkin suplementasi sesuai anjuran tenaga kesehatan.
Jarak kehamilan yang berdekatan dapat meningkatkan risiko stunting pada anak melalui berbagai mekanisme, termasuk kekurangan gizi ibu, perawatan yang kurang optimal, dan komplikasi kehamilan.
Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk merencanakan kehamilan dengan baik dan memastikan bahwa interval antara kehamilan cukup panjang untuk mendukung kesehatan ibu dan anak yang optimal.
Dengan demikian, upaya ini dapat membantu menurunkan prevalensi stunting dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak di masa depan.
Baca Juga: Bisakah Anak Stunting Memiliki Tubuh yang Tinggi? Ini Kemungkinannya
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR