Gula memiliki efek langsung pada kimia otak, terutama pada neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin.
Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang cepat, termasuk perasaan cemas dan depresi.
Anak-anak yang sering mengonsumsi makanan tinggi gula cenderung mengalami perubahan suasana hati yang drastis, yang dapat mempengaruhi interaksi sosial dan kesejahteraan emosional mereka.
3. Memori dan Fungsi Kognitif
Studi menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat merusak fungsi kognitif dan memori.
Gula berlebihan dapat menyebabkan peradangan di otak dan mengganggu komunikasi antar sel otak, yang berdampak pada kemampuan anak untuk mengingat informasi dan memproses data secara efektif.
Hal ini sangat penting selama masa perkembangan anak, di mana memori dan fungsi kognitif sedang berkembang pesat.
4. Risiko ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi gula tinggi dan peningkatan risiko ADHD pada anak-anak.
Gula dapat menyebabkan hiperaktivitas, kesulitan dalam mengatur emosi, dan impulsivitas, yang merupakan gejala umum ADHD.
Meskipun gula bukan satu-satunya penyebab ADHD, mengurangi konsumsi gula dapat membantu mengelola gejala pada anak yang rentan terhadap kondisi ini.
Baca Juga: Makan Singkong Bikin Gula Darah Naik? Ketahui Ini Mitos atau Fakta
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR