Nakita.id - Makanan tinggi gula ternyata bisa berdampak pada perkembangan otak anak.
Makanan tinggi gula seringkali menjadi pilihan favorit anak-anak.
Permen, kue, minuman bersoda, dan berbagai camilan manis lainnya memang menggoda.
Namun, sebagai orangtua, penting untuk waspada terhadap dampak konsumsi gula berlebihan terhadap perkembangan otak anak.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah dampak makanan tinggi gula untuk perkembangan otak anak.
1. Gangguan Konsentrasi dan Fokus
Konsumsi gula yang tinggi dapat mengganggu konsentrasi dan fokus anak.
Penelitian menunjukkan bahwa lonjakan kadar gula darah yang cepat diikuti oleh penurunan yang drastis dapat menyebabkan ketidakstabilan energi.
Ini membuat anak sulit untuk berkonsentrasi dalam jangka waktu yang lama.
Hal ini berdampak pada kemampuan belajar dan prestasi akademik mereka di sekolah.
2. Perubahan Suasana Hati
Baca Juga: Minum Air Rebusan Telang Sebelum Tidur, Jaminan Tidur Lebih Pulas
Gula memiliki efek langsung pada kimia otak, terutama pada neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin.
Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan perubahan suasana hati yang cepat, termasuk perasaan cemas dan depresi.
Anak-anak yang sering mengonsumsi makanan tinggi gula cenderung mengalami perubahan suasana hati yang drastis, yang dapat mempengaruhi interaksi sosial dan kesejahteraan emosional mereka.
3. Memori dan Fungsi Kognitif
Studi menunjukkan bahwa diet tinggi gula dapat merusak fungsi kognitif dan memori.
Gula berlebihan dapat menyebabkan peradangan di otak dan mengganggu komunikasi antar sel otak, yang berdampak pada kemampuan anak untuk mengingat informasi dan memproses data secara efektif.
Hal ini sangat penting selama masa perkembangan anak, di mana memori dan fungsi kognitif sedang berkembang pesat.
4. Risiko ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan, beberapa studi menunjukkan adanya hubungan antara konsumsi gula tinggi dan peningkatan risiko ADHD pada anak-anak.
Gula dapat menyebabkan hiperaktivitas, kesulitan dalam mengatur emosi, dan impulsivitas, yang merupakan gejala umum ADHD.
Meskipun gula bukan satu-satunya penyebab ADHD, mengurangi konsumsi gula dapat membantu mengelola gejala pada anak yang rentan terhadap kondisi ini.
Baca Juga: Makan Singkong Bikin Gula Darah Naik? Ketahui Ini Mitos atau Fakta
5. Masalah Metabolik dan Kesehatan Fisik
Gula berlebihan tidak hanya berdampak pada otak, tetapi juga pada kesehatan fisik secara keseluruhan.
Konsumsi gula yang tinggi dapat menyebabkan masalah metabolik seperti obesitas, diabetes tipe 2, dan resistensi insulin.
Kondisi-kondisi ini tidak hanya mempengaruhi kesehatan fisik anak, tetapi juga dapat mempengaruhi perkembangan otak mereka melalui mekanisme inflamasi dan hormonal.
Makanan tinggi gula memang menggoda, tetapi orangtua harus waspada terhadap dampak negatifnya terhadap perkembangan otak anak.
Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan gangguan konsentrasi, perubahan suasana hati, masalah memori, risiko ADHD, dan masalah kesehatan fisik yang mempengaruhi otak.
Dengan langkah-langkah sederhana seperti membaca label makanan, memilih makanan segar, membuat camilan sehat di rumah, membatasi minuman manis, menjadi contoh yang baik, dan mengedukasi anak-anak tentang bahaya gula, orangtua dapat membantu mendukung perkembangan otak yang sehat dan kebiasaan makan yang baik untuk masa depan anak-anak mereka.
Baca Juga: Manfaat Menghindari Gula, Rahasia Panjang Umur yang Perlu Diketahui
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR