Nakita.id - Stunting, yang diartikan sebagai kondisi di mana anak mengalami pertumbuhan fisik yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis pada masa 1000 hari pertama kehidupan, memiliki dampak jangka panjang yang serius terhadap perkembangan anak, termasuk pada masa sekolah.
Kondisi ini tidak hanya memengaruhi tinggi badan anak, tetapi juga berdampak pada perkembangan kognitif, emosi, dan sosialnya.
Berikut ini adalah beberapa pengaruh stunting pada masa sekolah anak yang perlu diwaspadai, mengutip dari berbagai sumber.
Stunting sangat berkaitan dengan perkembangan otak yang tidak optimal.
Anak-anak yang mengalami stunting seringkali menunjukkan keterlambatan dalam kemampuan kognitif, seperti membaca, berhitung, dan kemampuan berpikir logis.
Ini bisa berdampak langsung pada prestasi akademis mereka di sekolah, membuat mereka lebih sulit untuk bersaing dengan teman sebayanya.
Penelitian menunjukkan bahwa stunting dapat memengaruhi fungsi kognitif otak, termasuk kemampuan konsentrasi dan daya ingat.
Anak-anak stunting mungkin lebih cepat merasa lelah dan sulit berkonsentrasi dalam pelajaran, yang mengakibatkan mereka kesulitan untuk menyerap materi yang diajarkan.
Ini bisa mengurangi motivasi belajar dan menurunkan performa akademis.
Stunting tidak hanya memengaruhi fisik dan kognitif, tetapi juga aspek emosional dan sosial anak.
Anak yang mengalami stunting mungkin lebih rentan terhadap masalah emosional, seperti rendahnya rasa percaya diri, kecemasan, atau depresi.
Baca Juga: Mengapa Angka Stunting di Indonesia Masih Tinggi? Ini Penjelasannya
Serunya Kegiatan Peluncuran SoKlin Liquid Nature French Lilac di Rumah Atsiri Indonesia
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR