Mereka juga mungkin merasa berbeda dari teman-temannya karena perawakan yang lebih pendek, yang bisa mengarah pada masalah sosial seperti perundungan atau isolasi sosial.
Anak yang mengalami stunting memiliki pertumbuhan fisik yang tertinggal dibandingkan teman sebayanya.
Kondisi ini bisa mempengaruhi partisipasi mereka dalam aktivitas fisik di sekolah, seperti olahraga.
Keterbatasan fisik ini mungkin membuat mereka merasa tidak percaya diri atau bahkan enggan untuk berpartisipasi, yang pada akhirnya dapat memengaruhi perkembangan sosial dan kesehatan fisik mereka.
Stunting juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis di kemudian hari, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung.
Anak yang stunting cenderung memiliki daya tahan tubuh yang lebih rendah, sehingga mereka lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
Hal ini bisa menyebabkan mereka sering absen dari sekolah, yang tentu akan berdampak negatif pada prestasi akademis mereka.
Kemampuan berpikir kritis dan kreativitas seringkali terganggu pada anak yang mengalami stunting.
Mereka mungkin menghadapi kesulitan dalam memecahkan masalah, berpikir secara kreatif, atau beradaptasi dengan perubahan.
Ini bisa membatasi potensi mereka dalam mencapai prestasi akademis yang lebih tinggi atau berinovasi dalam tugas-tugas sekolah.
Pengaruh stunting tidak berhenti pada masa sekolah saja.
Baca Juga: Selain pada Kehamilan, Stunting juga Bisa Terjadi karena Beberapa Hal Ini
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR