Nakita.id - Menyusui adalah periode penting dalam kehidupan ibu dan bayi, di mana nutrisi yang diterima bayi sepenuhnya bergantung pada ASI.
Karena itulah, banyak ibu yang berhati-hati terhadap apa yang mereka konsumsi selama masa menyusui, termasuk minuman seperti teh.
Namun, ada berbagai mitos yang berkembang di masyarakat mengenai konsumsi teh oleh ibu menyusui.
Artikel ini akan mengulas beberapa mitos tersebut dan menjelaskan faktanya, melansir dari berbagai sumber.
Fakta: Salah satu mitos yang cukup umum adalah bahwa minum teh dapat mengurangi produksi ASI.
Pada kenyataannya, tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa teh, terutama teh hitam atau teh hijau, dapat secara langsung mengurangi produksi ASI.
Yang penting adalah memastikan ibu mendapatkan asupan cairan yang cukup, karena dehidrasi dapat memengaruhi produksi ASI.
Selama ibu menyusui tetap terhidrasi dengan baik, minum teh dalam jumlah moderat umumnya tidak akan mempengaruhi produksi ASI.
Fakta: Teh memang mengandung kafein, namun jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan kopi.
Misalnya, secangkir teh hitam mengandung sekitar 40-70 mg kafein, sedangkan secangkir kopi dapat mengandung lebih dari 100 mg kafein.
Meskipun kafein dapat disalurkan ke bayi melalui ASI, asupan kafein yang moderat (sekitar 200-300 mg per hari atau setara dengan 2-3 cangkir teh) umumnya dianggap aman bagi ibu menyusui.
Baca Juga: Apa Saja Obat-obatan yang Aman untuk Ibu Menyusui? Ini Daftarnya
Namun, beberapa bayi mungkin lebih sensitif terhadap kafein, sehingga jika ibu merasa bayi menjadi lebih rewel atau sulit tidur setelah ia minum teh, sebaiknya dikurangi konsumsi teh atau memilih teh yang rendah kafein.
Fakta: Tidak semua teh herbal aman untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Meskipun teh herbal seperti chamomile atau peppermint sering dianggap alami dan aman, beberapa jenis teh herbal bisa memiliki efek yang tidak diinginkan pada ibu atau bayi.
Misalnya, teh yang mengandung daun senna atau licorice dapat mempengaruhi produksi ASI atau bahkan menyebabkan gangguan pencernaan pada bayi.
Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu menyusui untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi sebelum mengonsumsi teh herbal.
Fakta: Ada mitos yang mengatakan bahwa teh, karena mengandung kafein, dapat menyebabkan dehidrasi.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa teh tidak memiliki efek diuretik yang signifikan jika dikonsumsi dalam jumlah moderat.
Ini berarti teh tidak akan menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
Faktanya, minum teh dapat berkontribusi terhadap asupan cairan harian dan membantu menjaga hidrasi, yang penting bagi ibu menyusui.
Fakta: Beberapa ibu percaya bahwa minum teh, terutama teh herbal seperti teh fenugreek atau teh fennel, dapat membantu meningkatkan produksi ASI.
Beberapa herbal memang telah digunakan secara tradisional untuk mendukung laktasi, namun efeknya bisa bervariasi antara individu.
Baca Juga: Bagaimana Cara Membayar Fidyah pada Ibu Menyusui yang Sesuai Aturan?
Teh hangat juga dapat membantu ibu merasa lebih rileks, yang secara tidak langsung dapat mendukung produksi ASI karena stres diketahui dapat mempengaruhi laktasi.
Namun, manfaat ini bersifat subjektif dan belum didukung oleh penelitian yang luas.
Meskipun ada banyak mitos tentang ibu menyusui yang minum teh, penting untuk mendasarkan keputusan pada fakta dan bukti ilmiah.
Teh dalam jumlah moderat umumnya aman untuk ibu menyusui, namun ibu tetap perlu memperhatikan jenis teh yang dikonsumsi dan respons bayi terhadapnya.
Konsultasi dengan profesional kesehatan selalu dianjurkan jika ada kekhawatiran tentang dampak minum teh atau minuman lain selama masa menyusui.
Dengan informasi yang tepat, ibu dapat menikmati teh tanpa khawatir akan dampaknya terhadap kesehatan bayi dan dirinya sendiri.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR