Selain itu, kelemahan pada serviks, yang dikenal sebagai inkompetensi serviks, dapat menyebabkan serviks terbuka terlalu cepat sebelum waktunya, memicu persalinan dini.
Gaya hidup tidak sehat selama kehamilan, seperti merokok, konsumsi alkohol, dan penggunaan obat-obatan terlarang, sangat meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Zat-zat ini dapat memengaruhi pertumbuhan janin dan menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan, termasuk kelahiran prematur.
Stres berat, gangguan kecemasan, dan masalah psikologis lainnya juga dapat memicu kelahiran prematur.
Stres kronis dapat memengaruhi hormon-hormon yang mengatur kehamilan, meningkatkan risiko kontraksi prematur.
Dukungan emosional dan psikologis yang baik selama kehamilan sangat penting untuk menjaga kesejahteraan ibu dan mencegah kelahiran prematur.
Kehamilan ganda (kembar, triplet, dll.) memiliki risiko kelahiran prematur yang lebih tinggi dibandingkan kehamilan tunggal.
Hal ini disebabkan oleh tekanan tambahan pada rahim dan peningkatan kebutuhan nutrisi yang lebih besar, yang dapat mempercepat persalinan.
Kekurangan gizi atau malnutrisi selama kehamilan dapat memengaruhi perkembangan janin dan meningkatkan risiko kelahiran prematur.
Ibu hamil perlu memastikan asupan nutrisi yang cukup dan seimbang, termasuk zat besi, asam folat, kalsium, dan protein, untuk mendukung perkembangan janin yang optimal.
Masalah pada plasenta, seperti plasenta previa (plasenta menutupi sebagian atau seluruh serviks) atau solusio plasenta (plasenta terlepas dari dinding rahim sebelum kelahiran), dapat menyebabkan perdarahan dan kelahiran prematur.
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Masalah Kehamilan pada Perempuan Anemia yang Harus Diketahui
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR