Nakita.id - Begadang, atau kebiasaan terjaga hingga larut malam atau bahkan sepanjang malam, adalah fenomena yang sering dianggap sebagai hal sepele, terutama di era modern yang penuh tuntutan pekerjaan, hiburan, atau gaya hidup sosial yang tinggi.
Namun, ada konsekuensi serius dari kebiasaan ini yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah risiko meningkatnya kemungkinan terkena diabetes tipe 2.
Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur, terutama yang disebabkan oleh begadang, memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap kesehatan metabolik, termasuk gangguan regulasi gula darah dan insulin.
Kondisi ini, jika dibiarkan terus-menerus, dapat menyebabkan perkembangan diabetes tipe 2.
Artikel ini akan menjelaskan bagaimana begadang dapat menyebabkan diabetes, apa saja mekanisme yang terlibat, serta tips untuk mencegah kebiasaan buruk ini agar kesehatan tetap terjaga.
Begadang sering kali menyebabkan kurangnya waktu tidur yang cukup dan berkualitas.
Studi menunjukkan bahwa individu yang tidur kurang dari 6-7 jam per malam memiliki risiko lebih tinggi mengalami gangguan metabolisme, termasuk resistensi insulin, yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Dalam tubuh, insulin adalah hormon yang berfungsi untuk mengatur kadar gula darah.
Ketika seseorang kurang tidur, sensitivitas tubuh terhadap insulin menurun, yang berarti tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efisien untuk menurunkan kadar gula darah.
Akibatnya, kadar gula darah bisa tetap tinggi, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan resistensi insulin dan akhirnya berkembang menjadi diabetes tipe 2.
Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Chicago menemukan bahwa orang yang tidur kurang dari 5 jam per malam selama beberapa hari berturut-turut mengalami penurunan drastis dalam kemampuan tubuh mereka untuk memproses gula darah, serupa dengan orang yang berada dalam fase awal diabetes.
Baca Juga: Bolehkah Ibu Hamil Sering Begadang? Kenali Dampak-dampak Negatifnya
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR