Nakita.id - Trimester ketiga kehamilan adalah tahap yang krusial bagi ibu dan janin sehingga jadi acuan Keluarga Sehat Anak Berprestasi.
Pada tahap ini, tubuh ibu sedang bersiap-siap untuk persalinan, sementara janin sedang mengalami perkembangan pesat dalam hal berat badan, otak, dan sistem saraf.
Namun, kondisi stres yang dialami ibu hamil pada trimester ketiga dapat membawa dampak negatif baik bagi ibu maupun janin.
Artikel ini akan membahas bahaya stres di trimester ketiga kehamilan serta cara mengatasinya, mengutip dari Pregnancy.
Salah satu risiko utama dari stres yang tidak terkendali pada trimester ketiga adalah kelahiran prematur.
Stres dapat memicu peningkatan hormon kortisol dan adrenalin, yang dapat menyebabkan kontraksi uterus lebih awal dari seharusnya, meningkatkan risiko kelahiran sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu.
Stres berkepanjangan juga dapat mempengaruhi pertumbuhan janin.
Hormon stres yang tinggi dapat mengganggu aliran darah ke plasenta, yang berfungsi memberikan nutrisi dan oksigen ke janin.
Akibatnya, janin mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi untuk tumbuh optimal, sehingga berisiko lahir dengan berat badan rendah.
Trimester ketiga adalah masa perkembangan pesat otak janin.
Stres pada ibu dapat menyebabkan peningkatan kadar hormon kortisol yang tinggi, yang dapat menyeberang ke janin melalui plasenta.
Baca Juga: Supaya Keluarga Sehat Anak Berprestasi, Kenali Apa Saja Pemeriksaan Kehamilan Trimester 3
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR