Paparan kortisol yang berlebihan bisa mempengaruhi perkembangan otak janin, yang berpotensi berdampak pada kemampuan kognitif dan perilaku anak di masa depan.
Stres yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah emosional dan mental pada ibu, seperti kecemasan, depresi, dan kelelahan.
Kondisi mental yang buruk tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan ibu tetapi juga dapat berdampak pada ikatan emosional antara ibu dan bayi setelah kelahiran.
Stres yang tinggi dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi pada ibu hamil, yang bisa berkembang menjadi preeklamsia, kondisi serius yang bisa mengancam nyawa ibu dan bayi jika tidak ditangani dengan tepat.
Pastikan Moms mendapatkan cukup istirahat dan tidur yang berkualitas.
Tidur yang cukup dapat membantu tubuh dan pikiran lebih rileks, sehingga mampu mengurangi stres.
Jangan ragu untuk berbagi perasaan dan kekhawatiran dengan pasangan, keluarga, atau teman terdekat.
Dukungan emosional dari orang-orang yang Moms percayai dapat membantu mengurangi perasaan stres.
Melakukan aktivitas relaksasi seperti meditasi, yoga prenatal, atau pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh.
Aktivitas ini tidak hanya membantu mengurangi stres tetapi juga mempersiapkan tubuh untuk persalinan.
Olahraga ringan seperti berjalan kaki, berenang, atau senam hamil dapat membantu meningkatkan mood dan mengurangi stres.
Baca Juga: Cara Mengatasi Susah Tidur Saat Hamil Trimester 3, Coba Langkah Ini Moms
Ibu Hamil Tidak Boleh Duduk Terlalu Lama, Ini Risiko dan Solusi untuk Kehamilan Sehat
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR