Seorang ibu yang pernah mengalami stunting lebih mungkin melahirkan anak dengan berat badan rendah atau prematur, yang pada gilirannya meningkatkan risiko stunting pada anak-anak mereka.
Anak-anak yang lahir dari ibu yang mengalami stunting berisiko tinggi mengalami stunting juga.
Ini menciptakan siklus yang sulit diputus, di mana generasi demi generasi terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat.
Siklus ini berdampak buruk pada kualitas kehidupan generasi mendatang, serta menurunkan potensi ekonomi dan kesehatan mereka.
Stunting mempengaruhi daya tahan tubuh dan kemampuan untuk bekerja secara optimal.
Ketika individu yang pernah mengalami stunting tumbuh dewasa, mereka mungkin tidak memiliki energi atau kekuatan yang cukup untuk bekerja atau beraktivitas secara produktif, yang kemudian dapat mempengaruhi kemampuan mereka untuk mendukung keluarga dan keturunan mereka secara finansial.
Stunting memiliki dampak sosial dan ekonomi yang luas.
Anak yang stunting mungkin tumbuh dengan keterampilan sosial yang kurang berkembang, menghadapi diskriminasi atau stigma, dan memiliki kesempatan kerja yang terbatas.
Hal ini mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkontribusi kepada masyarakat dan memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak-anak mereka.
Mencegah stunting sejak dini adalah kunci untuk menghentikan dampak negatifnya terhadap keturunan di masa depan.
Intervensi nutrisi selama seribu hari pertama kehidupan (dari masa kehamilan hingga usia dua tahun) adalah periode yang paling krusial untuk mencegah stunting.
Baca Juga: Cara Mencegah Stunting Sebelum Menikah: Persiapan Kesehatan yang Penting
Lewat Ajang Bergengsi Pucuk Cool Jam 2024, Teh Pucuk Harum Antar Anak Indonesia 'Bawa Mimpi Sampai ke Pucuk'
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR