Nakita.id - Apa penyebab kanker ovarium di usia muda? Ini penjelasannya.
Selebgram Shella Selpi Lizah meninggal dunia pada Kamis (29/8/2024) kemarin.
Kabar duka ini dibagikan oleh suami Shella melalui akun Instagram pribadinya.
Suami Shella, Albi menyampaikan kabar duka tersebut disertai dengan permintaan maaf atas nama sang istri.
"Untuk temen-temen Shella maafin ya, sekiranya Shella punya salah atau perkataan yang menyinggung teman-teman, mohon dimaafkan ya,” tulis Albi.
Albi juga mengunggah potret sang istri yang diselimuti kain putih.
"Terimakasih ya sayangg terimakasih banyak untuk semuanya. Aaku sayang kamu! Terimakasih sudah bertahan sampai titik terakhirmu. Sampai bertemu di surganya Allah istriku," tukasnya.
Sebagai informasi, Shella meninggal dunia karena penyakit kanker ovarium yang sudah dideritanya sejak 3 tahun lalu.
Kanker yang dialami Shella sudah menyebar ke tulang belakang yang membuatnya sulit melakukan aktivitas.
Yang menjadi pertanyaan, apa sebenarnya penyebab kanker ovaroum di usia muda?
Melansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai penyebab kanker ovarium di usia muda.
Baca Juga: Pentingnya Edukasi Kanker Ovarium bagi Shahnaz Haque, Nyatanya Masih Banyak yang Belum Sadar
Salah satu penyebab utama kanker ovarium pada usia muda adalah faktor genetik.
Mutasi genetik tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2, dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ovarium.
Mutasi ini biasanya diwariskan dalam keluarga, sehingga riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau kanker payudara dapat menjadi indikator risiko yang signifikan.
Wanita yang mewarisi mutasi ini memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium di usia yang lebih muda dibandingkan mereka yang tidak memiliki mutasi genetik ini.
Selain mutasi genetik BRCA, ada sindrom kanker familial lain yang dapat meningkatkan risiko kanker ovarium pada wanita muda, seperti Sindrom Lynch.
Sindrom ini meningkatkan risiko berbagai jenis kanker, termasuk kanker ovarium, pada usia yang lebih muda.
Wanita dengan sindrom Lynch harus waspada dan mungkin memerlukan pemeriksaan medis yang lebih rutin untuk mendeteksi tanda-tanda awal kanker.
Faktor reproduktif juga dapat memainkan peran dalam meningkatkan risiko kanker ovarium.
Wanita yang mengalami menstruasi pada usia yang sangat muda atau mengalami menopause terlambat mungkin memiliki risiko yang lebih tinggi.
Hal ini disebabkan oleh paparan hormon estrogen yang lebih lama selama masa reproduksi mereka, yang dapat berkontribusi pada perkembangan kanker ovarium.
Penggunaan obat kesuburan untuk merangsang ovulasi dapat meningkatkan risiko kanker ovarium, terutama jika digunakan dalam jangka panjang.
Baca Juga: 6 Faktor Risiko Kanker Ovarium, Ternyata Masih Banyak yang Belum Tahu
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menjalani perawatan fertilitas berisiko lebih tinggi mengalami tumor ovarium.
Namun, hubungan ini masih diperdebatkan dan memerlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak penggunaan obat kesuburan pada risiko kanker ovarium.
Paparan zat kimia tertentu dan polusi lingkungan juga dapat berkontribusi pada perkembangan kanker ovarium pada usia muda.
Misalnya, paparan bahan kimia dalam kosmetik, produk perawatan pribadi, atau polusi udara dapat meningkatkan risiko kanker.
Zat-zat kimia ini mungkin bertindak sebagai pengganggu endokrin, yang memengaruhi keseimbangan hormon dalam tubuh dan memicu pertumbuhan sel kanker.
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan dalam rahim tumbuh di luar rahim, termasuk di ovarium.
Wanita dengan riwayat endometriosis memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker ovarium.
Kondisi ini menyebabkan peradangan kronis dan perubahan hormonal, yang dapat meningkatkan risiko mutasi sel dan perkembangan kanker ovarium pada usia muda.
Beberapa faktor gaya hidup, seperti obesitas dan pola makan yang tidak sehat, juga dapat meningkatkan risiko kanker ovarium.
Obesitas terutama berkaitan dengan ketidakseimbangan hormon, yang dapat mempengaruhi fungsi ovarium dan meningkatkan risiko kanker.
Selain itu, merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga dapat meningkatkan risiko kanker, termasuk kanker ovarium.
Kanker ovarium pada usia muda adalah kondisi yang kompleks dengan banyak faktor penyebab. Meskipun faktor genetik memainkan peran penting, faktor gaya hidup dan lingkungan juga dapat mempengaruhi risiko.
Penting bagi wanita muda untuk memahami faktor-faktor risiko ini dan melakukan pemeriksaan rutin, terutama jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker.
Deteksi dini adalah kunci untuk meningkatkan peluang keberhasilan pengobatan dan mengurangi risiko komplikasi.
Dengan memperhatikan faktor-faktor risiko dan menjaga gaya hidup sehat, wanita muda dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan reproduksi mereka dan mencegah kanker ovarium.
Mengatur Jarak Kelahiran dengan Perencanaan yang Tepat, Seperti Apa Jarak Ideal?
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR