Anak yang terbiasa hidup dalam kekerasan bisa memandang bullying sebagai hal yang normal dan bahkan bisa menjadi cara mereka mengatasi frustrasi atau masalah pribadi.
Selain itu, kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua juga bisa menjadi faktor.
Anak-anak yang merasa diabaikan di rumah atau tidak mendapatkan kasih sayang yang cukup mungkin mencari perhatian dengan cara negatif, seperti membully teman sebayanya.
Dalam beberapa kasus, anak-anak ini merasa membully memberikan mereka kendali dan kekuatan yang mungkin tidak mereka rasakan di rumah.
Sebagian anak yang suka membully sering kali memiliki masalah dalam mengelola emosi mereka, terutama emosi negatif seperti marah, frustrasi, atau kecewa.
Anak-anak ini mungkin tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang sehat, sehingga mereka melampiaskan emosi tersebut pada teman-teman atau orang lain di sekitar mereka melalui perilaku agresif.
Mereka mungkin membully sebagai bentuk pelampiasan terhadap perasaan ketidakpuasan yang mereka alami di rumah, di sekolah, atau dalam kehidupan pribadi mereka.
Ketidakmampuan untuk mengendalikan emosi ini sering kali diakibatkan oleh kurangnya bimbingan atau dukungan dari orang dewasa yang seharusnya memberikan contoh tentang bagaimana cara mengatasi perasaan dengan bijak.
Jika seorang anak tumbuh tanpa memiliki figur teladan yang dapat mengajarkannya cara mengatasi emosi, ia mungkin merasa bahwa membully adalah satu-satunya cara untuk mengekspresikan perasaannya.
Anak-anak, terutama remaja, sering kali berada di bawah tekanan besar dari kelompok teman sebaya mereka.
Dalam beberapa kasus, anak yang membully melakukannya bukan karena mereka ingin, tetapi karena mereka merasa terpaksa mengikuti perilaku kelompok.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR