Anak-anak yang membully juga mungkin melakukannya karena mereka memiliki masalah kepercayaan diri.
Meski terdengar kontradiktif, banyak anak yang membully sebenarnya merasa tidak percaya diri atau tidak aman di dalam dirinya.
Mereka mungkin merasa rendah diri atau tidak memiliki nilai yang cukup dalam lingkungan sosial mereka, sehingga mereka menggunakan bullying sebagai cara untuk menutupi kelemahan tersebut dan mencoba meningkatkan harga diri mereka dengan merendahkan orang lain.
Dalam beberapa kasus, anak-anak ini merasa bahwa mereka bisa mendapatkan kendali atau kekuatan atas orang lain melalui bullying, yang pada gilirannya membuat mereka merasa lebih percaya diri.
Namun, perilaku ini adalah bentuk kompensasi yang tidak sehat dan bisa berdampak negatif pada perkembangan emosional mereka di kemudian hari.
Pengaruh media juga memainkan peran penting dalam membentuk perilaku anak-anak.
Banyak tayangan televisi, film, atau konten media sosial yang menampilkan kekerasan atau perilaku intimidasi sebagai sesuatu yang biasa atau bahkan menghibur.
Anak-anak yang sering terpapar oleh konten-konten semacam ini mungkin menginternalisasi pesan bahwa membully adalah cara yang sah untuk menyelesaikan masalah atau mendapatkan perhatian.
Di era digital saat ini, cyberbullying atau bullying melalui platform online seperti media sosial, juga menjadi fenomena yang mengkhawatirkan.
Anak-anak yang tidak dibimbing dengan baik tentang etika berinternet bisa dengan mudah terjebak dalam perilaku intimidasi online, terutama karena anonimitas yang ditawarkan oleh dunia maya sering kali membuat mereka merasa lebih berani untuk melakukan tindakan negatif tanpa harus menghadapi konsekuensi secara langsung.
Anak yang suka membully tidak selalu melakukannya karena alasan yang sederhana.
Faktor-faktor seperti lingkungan keluarga yang tidak sehat, kurangnya pengendalian emosi, tekanan teman sebaya, dan masalah kepercayaan diri bisa berkontribusi pada perilaku tersebut.
Selain itu, pengaruh media dan kurangnya pendidikan tentang empati juga dapat memperparah masalah.
Oleh karena itu, upaya kolaboratif dari orang tua, guru, dan masyarakat sangat penting untuk mengatasi bullying dan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi semua anak.
Sebagian isi artikel ini ditulis dengan menggunakan bantuan kecerdasan buatan.
Serunya Van Houten Baking Competition 2024, dari Online Challenge Jadi Final Offline
Penulis | : | Aullia Rachma Puteri |
Editor | : | Aullia Rachma Puteri |
KOMENTAR