Nakita.id - 10 September diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri, kenali apa saja ciri-ciri orang yang berpotensi melakukan suicide atau bunuh diri.
Bunuh diri adalah kondisi di mana seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnay sendiri.
Biasanya, penyebab bunuh diri adalah kondisi gangguan kesehatan mental yang membuat seseorang depresi.
Perasaan ingin bunuh diri bisa dialami siapa saja terlepas dari usia atau jenis kelamin.
Meskipun setiap orang memiliki alasan dan latar belakang yang berbeda-beda, penting untuk mengenali tanda-tanda atau ciri-ciri orang yang berpotensi melakukan bunuh diri.
Melansir dari berbagai sumber, berikut ini beberapa ciri-ciri yang perlu diwaspadai:
Orang yang sedang mengalami krisis mental sering kali menunjukkan perubahan suasana hati yang ekstrem.
Mereka mungkin tampak sangat cemas, depresi, atau mudah marah pada satu saat, tetapi kemudian terlihat tenang atau bahkan gembira di lain waktu.
Perubahan suasana hati yang tiba-tiba ini bisa menjadi tanda bahwa seseorang sedang berjuang dengan pikiran bunuh diri.
Salah satu tanda yang paling umum dari seseorang yang berpotensi bunuh diri adalah mereka mulai menarik diri dari keluarga, teman, dan lingkungan sosial.
Mereka mungkin berhenti berinteraksi dengan orang lain, tidak lagi tertarik pada aktivitas yang dulu mereka nikmati, atau bahkan mengisolasi diri sepenuhnya.
Baca Juga: Fakta Baru Kasus dr Aulia Risma, Sang Ibu Sudah Sering Melapor ke Undip Sejak 2022
Ketika seseorang sering berbicara tentang kematian, bunuh diri, atau mengungkapkan perasaan putus asa, ini bisa menjadi tanda peringatan.
Mereka mungkin mengungkapkan kalimat-kalimat seperti, “Aku tidak tahan lagi,” “Dunia akan lebih baik tanpa aku,” atau “Aku ingin mengakhiri semuanya.” Meskipun terdengar tidak langsung, ungkapan-ungkapan semacam ini harus dianggap serius.
Orang yang sedang dalam krisis mental sering mengalami perubahan dalam pola tidur dan makan mereka.
Mereka mungkin mengalami insomnia, sering terbangun di malam hari, atau sebaliknya, tidur terlalu banyak.
Selain itu, perubahan drastis dalam nafsu makan, baik kehilangan nafsu makan atau makan berlebihan, juga bisa menjadi tanda adanya masalah.
Salah satu tanda peringatan yang sering diabaikan adalah ketika seseorang mulai memberikan barang-barang pribadi yang sangat berarti bagi mereka.
Mereka mungkin mulai membagi-bagikan barang-barang berharga, membuat wasiat, atau merapikan urusan pribadi mereka.
Ini bisa menjadi cara mereka mempersiapkan diri untuk mengakhiri hidup.
Ketika seseorang tampak terus-menerus merasa sedih, tidak berharga, atau bersalah tanpa alasan yang jelas, ini bisa menjadi tanda depresi berat.
Depresi adalah salah satu faktor utama yang mendorong orang untuk bunuh diri, dan jika seseorang tampaknya tidak bisa keluar dari perasaan keterpurukan ini, mereka mungkin berada dalam risiko tinggi.
Orang yang berada dalam risiko bunuh diri sering kali beralih ke penyalahgunaan obat atau alkohol sebagai cara untuk mengatasi rasa sakit emosional mereka.
Penyalahgunaan zat dapat memperburuk kondisi mental seseorang, mengurangi kemampuan mereka untuk berpikir jernih, dan meningkatkan impulsifitas yang bisa berujung pada tindakan bunuh diri.
Seseorang yang berpotensi bunuh diri mungkin menunjukkan ketertarikan yang tidak sehat pada kematian, kekerasan, atau tema-tema gelap lainnya.
Mereka mungkin sering membaca atau menonton konten tentang bunuh diri, berbicara tentang hal-hal tersebut, atau bahkan menuliskannya di media sosial.
Perilaku berisiko seperti mengemudi dengan sembrono, menggunakan obat-obatan terlarang, atau terlibat dalam perilaku yang membahayakan diri sendiri bisa menjadi tanda bahwa seseorang tidak lagi peduli dengan keselamatan mereka.
Ini bisa menunjukkan bahwa mereka berada dalam keadaan krisis dan mungkin sedang mempertimbangkan bunuh diri.
Salah satu tanda paling umum adalah ketika seseorang merasa seolah-olah tidak ada jalan keluar dari masalah yang mereka hadapi.
Perasaan putus asa dan tidak adanya harapan sering kali menjadi pemicu utama bunuh diri.
Mereka mungkin merasa tidak ada yang bisa membantu atau bahwa situasi mereka tidak akan pernah membaik.
Penulis | : | Diah Puspita Ningrum |
Editor | : | Diah Puspita Ningrum |
KOMENTAR