Dalam kondisi ini, kesehatan dan kesejahteraan ibu perlu menjadi prioritas utama.
Jika menyusui secara langsung tidak memungkinkan, beberapa ibu memilih untuk memompa ASI sebelum menjalani pengobatan, namun ini harus dikonsultasikan dengan dokter untuk memastikan bahwa ASI aman bagi bayi.
Jika menyusui tidak mungkin dilakukan karena pengobatan kanker atau alasan kesehatan lainnya, ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk memastikan bayi tetap mendapatkan nutrisi yang optimal.
Salah satunya adalah memberikan ASI perah yang dipompa sebelum pengobatan dimulai, atau menggunakan susu formula yang aman dan direkomendasikan oleh dokter.
Banyak ibu yang mengalami kanker memilih untuk memprioritaskan kesehatan mereka agar dapat terus berada di samping bayi mereka dalam jangka panjang, meskipun itu berarti mereka harus beralih ke alternatif selain ASI.
Keputusan tentang menyusui bagi ibu yang menderita kanker harus dibuat dengan bimbingan tim medis, termasuk dokter onkologi dan konselor laktasi.
Mereka akan membantu ibu untuk memahami risiko dan manfaat menyusui dalam konteks kondisi kesehatan yang dialami, serta memberi saran mengenai pengelolaan menyusui yang aman.
Konselor laktasi dapat memberikan informasi tentang cara-cara memompa ASI sebelum pengobatan dimulai atau bagaimana menavigasi tantangan menyusui dengan satu payudara.
Menyusui bagi ibu yang menderita kanker adalah topik yang memerlukan perhatian khusus dan penilaian medis yang mendalam.
Jenis kanker, lokasi kanker, serta jenis pengobatan yang dijalani sangat memengaruhi keputusan mengenai keamanan menyusui.
Pada banyak kasus, pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan terapi radiasi, dapat memengaruhi kualitas ASI dan menimbulkan risiko bagi bayi.
Oleh karena itu, penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan untuk melanjutkan atau menghentikan menyusui selama pengobatan kanker.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Menyusui Menurunkan Risiko Diabetes?
Penulis | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
Editor | : | Cynthia Paramitha Trisnanda |
KOMENTAR